Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Turun, Masih Oke buat Investasi?

Kompas.com - 11/09/2022, 12:13 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dalam beberapa waktu ini terus tertekan seiring dengan kekhawatiran resesi dan inflasi yang tinggi.

Harga emas dunia pekan ini memang berhasil bangkit dengan menguat naik 0,3 persen secara mingguan, setelah membukukan kerugian kumulatif 5,2 persen selama tiga minggu sebelumnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange pada perdagangan akhir pekan ini menguat 8,40 dollar AS atau 0,49 persen, ditutup pada 1.728,60 dollar AS per ounce.

Sementara harga emas Antam Sabtu (9/9/2022) berada di posisi Rp 947.000 per gram alias sama dengan hari sebelumnya. Dalam sepekan ini emas produksi Aneka Tambang ini telah turun 0,42 persen dibandingkan harga awal pekan yang berada di posisi Rp 951.000 per gram,

Adapun di pegadaian harga emas Antam untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp 975.000 pada Sabtu (10/9/2022). Posisi ini turun Rp 3.000 dibandingkan sebelumnya.

Baca juga: Apa Itu Inflasi?

Lalu apa yang menjadi penyebab harga emas turun?

Certified Financial Palnner Aline Wiratmaja mengatakan, salah satu penyebab turunnya harga emas adalah karena bank sentral AS alias The Fed menaikan suku bunga acuan.

Dia menjelaskan, ketika saat suku bunga acuan naik di AS, otomatis membuat mata uang dollar AS akan menguat. Sementara, ketika mata uang dollar AS menguat secara hukum kausalitas, harga emas dengan dollar berkebalikan.

"Dollar menguat, emas menurun. Dollar melemah, emas naik. Kenapa? Karena komoditas emas itu diperjualbelikan dalam mata uang dollar AS, kalau dollar lagi menguat otomatis emas yang bisa dibeli jadi lebih sedikit," ujar Aline Wiratmaja dalam Generasi Cuan Episode 16: Lebih Baik Investasi Emas Fisik, Digital atau Trading Emas? yang disiarkan dalam Youtube Kompas.com dikutip Minggu (11/9/2022).

Lebih lanjut Aline mengatakan, banyak orang yang menganggap emas adalah safe haven atau tempat yang aman untuk menyimpan hartanya.

Sebab sebut dia, emas adalah salah satu instrumen yang paling aman untuk menginvestasikan uang di tengah ketidakpastian global.

"Safe haven artinya ketika dunia lagi banyak ketidakpastian, taruh uang juga takut mau kemana, sementara yah orang mau nyari kenyamanan kan. Yah emas yang tepat memberi kenyamanan," kata dia.

"Kalau Waren Buffet ( salah satu orang terkaya di dunia) bilang If people become more afraid you make money, if the become less afraid you lose money. But the Gold it self doesnt produce anything. Yah memang kalau instrumen yang tepat itu emas kalau memang mau cuan," sambung dia.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

 Kamu bisa menonton video lengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com