JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif ojek online (ojol) telah mengalami kenaikan sejak 10 September lalu. Kenaikan tarif ojol rata-rata hingga 8 persen.
Lantas, apakah kenaikan tarif ini berdampak pada berkurangnya pengguna ojol?
Surya, driver ojek online di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, mengatakan, kenaikan tarif ini cukup berdampak pada minat penumpang menggunakan jasa ojol.
Menurut Surya, beberapa penumpang beralih menggunakan jasa ojol yang belum menaikkan tarif.
"Ini kita sudah berasa kurang order mungkin karena naik kali ya, hari ini saya rasain biasanya dari pagi sampai siang sudah 15 penumpang, ini dari pagi sampai sekrang baru 8. Pada lari ke Maxim mereka enggak naik," kata Surya saat ditemui Kompas.com, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Terbebani Kenaikan Harga BBM, Pengemudi Ojol Minta Tarif Layanan Disesuaikan
Surya juga mengatakan, biaya layanan Gojek yang diterapkan perusahaan aplikator belum kunjung turun, yaitu sebesar 20 persen.
Ia mencontohkan, jika dalam satu kali perjalanan pengguna membayar Rp 15.000, jumlah tersebut akan dipotong 20 persen sebagai biaya layanan Gojek dan dipotong sebesar Rp 2.000 untuk biaya jasa aplikasi.
"Jadi pendapatan saya jadi Rp 10.400," ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, ia berharap biaya layanan tersebut diturunkan untuk meringankan para driver.
"Temen-temen pengennya dikurangin biaya yang 20 persen itu," ucap dia.
Baca juga: Harga BBM Naik, Grab: Kami Informasikan jika Ada Kenaikan Tarif Layanan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.