Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2022, 09:48 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan Rabu (14/9/2022) dibuka melemah. Ini mengekor indeks-indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup anjlok pada sesi perdagangan Selasa (13/9/2022) waktu setempat.

Melansir data RTI, pada sesi perdagangan hari ini IHSG dibuka turun pada level 7.251,17 dari penutupan Selasa kemarin pada level 7.318,62. Terpantau selama 15 menit pertama indeks saham nasional bergerak di zona merah, namun merangkak naik, di mana pada pukul 09.15 WIB IHSG berada pada level 7.286,74 (turun 0,54 persen).

Sebanyak 323 saham melaju di zona merah dan 115 saham hijau. Sedangkan 182 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 5,95 triliun dengan volume 7,40 miliar saham.

Baca juga: Akhir Bulan Madu Suku Bunga Tabungan

Sebagian besar indeks sektoral terkoreksi, dengan sektor material dasar mencatatkan koreksi paling dalam, yakni sebesar 1,47 persen. Sementara itu, sektor transportasi dan logistik menjadi satu-satunya indeks sektoral yang menguat, yakni 0,22 persen.

Bursa regional kompak bergerak di zona merah, di mana Nikkei anjlok 2,18 persen ke 27.991,82, Hang Seng Hong Kong ambles 2,34 persen ke 18.873,83, Shanghai Komposit turun 0,67 persen ke 3.242,34, dan Straits Times melemah 0,93 persen ke 3.259,25.

Wall Street rontok

Sebelumnya, indeks-indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street juga ditutup anjlok pada sesi perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks Dow Jones turun 3,94 persen ke 31.104,97, S&P 500 ambles 4,32 persen ke 3.932,69, dan Nasdaq anjlok 5,16 persen ke 11.633,57.

Anjloknya Wall Street tidak disebabkan oleh realisasi inflasi AS pada periode Agustus kemarin kembali meningkat secara bulanan (month on month/mom), meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) mulai turun. Realisasi ini di luar dugaan para ahli.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Dilansir dari CNN, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus meningkat sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Padahal para ekonom memproyeksi IHK Negeri Paman Sam pada Agustus turun 0,1 persen, setelah pada bulan Juli indeks penentu harga komoditas itu tidak tumbuh (0 persen) dari Juni.

Adapun secara tahunan (year on year/yoy), inflasi AS pada Agustus sebesar 8,3 persen. Meskipun masih tinggi, realisasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen.

Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi inti AS mencapai 6,3 persen secara yoy, lebih tinggi dari Juli sebesar 6,2 persen secara yoy. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,6 persen, juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom.

"Kami mengharapkan sesuatu yang lebih positif, tetapi data Agustus tidak menunjukan itu. Saya pikir inflasi tetap ada," ujar Economics Professor Loyola Marymount University, Sung Won Sohn.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Turun, Ini Penyebabnya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Elon Musk Cari Rp 15,53 Triliun untuk Kembangkan Perusahaan Kecerdasan Buatan

Elon Musk Cari Rp 15,53 Triliun untuk Kembangkan Perusahaan Kecerdasan Buatan

Whats New
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Whats New
APBN 2024 Dukung Kesejahteraan Anak, dari Layanan Kesehatan hingga Inklusi Digital

APBN 2024 Dukung Kesejahteraan Anak, dari Layanan Kesehatan hingga Inklusi Digital

Whats New
Ada Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru, Simak Jadwal dan Daftar Jalannya

Ada Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru, Simak Jadwal dan Daftar Jalannya

Whats New
Survei Populix: 54 Persen Masyarakat RI Belanja di 'E-commerce', Mayoritas Gen Z

Survei Populix: 54 Persen Masyarakat RI Belanja di "E-commerce", Mayoritas Gen Z

Whats New
6 Dampak Negatif Adanya Pembangunan Ekonomi

6 Dampak Negatif Adanya Pembangunan Ekonomi

Whats New
Di Hadapan Jokowi, Erick Thohir Sebut Bank-bank BUMN Sudah Gelontorkan Rp 1.600 Triliun kepada UMKM

Di Hadapan Jokowi, Erick Thohir Sebut Bank-bank BUMN Sudah Gelontorkan Rp 1.600 Triliun kepada UMKM

Whats New
Lokasi Jadi Faktor Moncernya Bisnis F&B, Benarkah?

Lokasi Jadi Faktor Moncernya Bisnis F&B, Benarkah?

Smartpreneur
Menurut Jokowi, Ini Sektor Industri yang Menjanjikan ke Depan

Menurut Jokowi, Ini Sektor Industri yang Menjanjikan ke Depan

Whats New
Modal Rakyat Sediakan Solusi Pembiayaan untuk UMKM Mamin

Modal Rakyat Sediakan Solusi Pembiayaan untuk UMKM Mamin

Smartpreneur
Di Hadapan Jokowi, Bahlil Minta Tukin Pegawai Kementeriannya Dinaikkan

Di Hadapan Jokowi, Bahlil Minta Tukin Pegawai Kementeriannya Dinaikkan

Whats New
Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BTN Bentuk Program Pendanaan untuk Investasi di 'Startup'

BTN Bentuk Program Pendanaan untuk Investasi di "Startup"

Whats New
Harga Cabai hingga Kangkung Picu Inflasi di Batam dan Tanjungpinang

Harga Cabai hingga Kangkung Picu Inflasi di Batam dan Tanjungpinang

Whats New
Pemerintah Tambah Utang, Cadangan Devisa RI Naik Jadi 138,1 Miliar Dollar AS

Pemerintah Tambah Utang, Cadangan Devisa RI Naik Jadi 138,1 Miliar Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com