JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Rabu (14/9/2022). Indeks dollar AS terpantau menguat, imbas dari realisasi inflasi Negeri Paman Sam pada Agustus
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, nilai tukar uang Garuda terhadap dollar AS ditutup pada level Rp 14.908 per dollar AS, turun 56 poin atau 0,38 persen dari penutupan Selasa (13/9/2022) kemarin. Nilai tukar rupiah sempat menyentuh level Rp 14.943 per dollar AS pada perdagangan pagi hari.
Sementara itu, mengacu kurs referensi Jisdor, nilai tukar tertekan lebih dalam. Tercatat rupiah berada pada level Rp 14.923 per dollar AS pada Rabu hari ini, melemah dari posisi Selasa kemarin sebesar Rp 14.861 per dollar AS.
Baca juga: Rebound, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 14.885 per Dollar AS
Indeks dollar AS terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang, pasca data realisasi inflasi AS pada periode Agustus kemarin ternyata lebih buruk dari perkiraan pasar. Indeks harga konsumen (IHK) AS kembali meningkat secara bulanan.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, IHK pada Agustus meningkat sebesar 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Padahal para ekonom memproyeksi IHK Negeri Paman Sam pada Agustus turun 0,1 persen, setelah pada bulan Juli indeks penentu harga komoditas itu tidak tumbuh (0 persen) dari Juni.
Adapun secara tahunan (year on year/yoy), inflasi AS pada Agustus sebesar 8,3 persen. Meskipun masih tinggi, realisasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen.
"Ini kemungkinan akan mengatur nada menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan," kata Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam risetnya, Rabu.
Baca juga: Pengendalian Inflasi Pangan dan Pengembangan Klaster
Terpantau dollar AS menguat terhadap sejumlah mata uang negara Asia, mulai dari dollar Taiwan (0,64 persen), won Korea Selatan (1,25 persen), peso Filipina (0,54 persen), rupee India (0,38 persen), yuan China (0,37 persen), hingga ringgit Malaysia (0,44 persen).
"Pasar telah memperkirakan kemungkinan besar bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin minggu depan, tetapi kemungkinan kenaikan suku bunga penuh 1 persen sekarang juga sedang dipertimbangkan," ucap Ibrahim.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.