Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Kendaraan Listrik Diprediksi Naik 20 Persen pada 2035

Kompas.com - 19/09/2022, 15:52 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho memprediksi penggunaan kendaraan listrik akan mengalami kenaikan 15-20 persen pada 2035.

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (19/9/2022), Toto mengatakan saat ini hampir 5 juta unit kendaraan listrik dijual dengan mayoritas konsumen utama dari Amerika Serikat, Eropa, dan China.

“Kenapa menjadi tren dunia? Karena aspek lingkungan dan transisi energi. Spesifik di Indonesia, potensi kendaraan listrik juga positif dimana pada tahun 2035 diprediksi mencapai hampir 60 GWh, atau ekivalen dengan roda empat 500.000-600.000 mobil listrik per tahun, dan 4 juta motor listrik per tahun,” kata Toto.

Baca juga: Bakal Bangun Bank Digital, Astra Financial dan WeLab Resmi Akuisisi Bank Jasa Jakarta

Toto mengatakan penggunaan kendaraaan listrik roda dua di Indonesia sudah mencapai 14.000 unit pada tahun ini. Namun posisi ini masih jauh dari total penggunaan motor listrik di China yang mencapai 30 juta unit.

Berdasarkan roadmap, pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dari nikel tidak mudah, dan membutuhkan waktu 3-4 tahun dalam membangun infrastrukturnya. Toto mengatakan pihaknya mendorong dua hal, yakni terkait baterai prototype dan energy storage system (ESS).

“EV Battery ini juga untuk keperluan ESS dalam membantu pengembangan EBT kita di Indonesia Timur dari baterai mobil yang sudah digunakan 4-5 tahun,” ungkap dia.

Baca juga: Barasuara Hibur Penunggang Badai di Synchronize Festival 2018


Saat ini pihaknya telah membuat baterai prototipe dengan teknologi di Indonesia. Meskipun battery cell-nya masih dari luar negeri, namun komponen paling penting seperti management system dibangun di Indonesia.

Pada 2024, pabrik LG yang bekerja sama dengan Hyundai di Karawang akan bekerja sama dengan IBC dan akan mendorong produksi 10 GWh. Saat ini konstruksi pabrik sudah 40-50 persen, dan ditargetkan ini akan menjadi pabrik EV Battery terbesar di ASEAN.

“Di tahun 2025-2026 seluruh proses konversi sudah siap, sehingga kita bisa memproduksi EV battery secara masal untuk keperluan domestik dan ekspor. Kemudian, di tahun 2025 hingga 2030 kita harus mulai menguasai teknologi baterai ini, untuk mendorong kemandirian teknologi baterai,” jelas Toto.

Baca juga: Meski Harga Meningkat, Telur Ayam Tidak Sepi Peminat

Toto mengatakan di tahun 2030, ia memprediksi konversi kendaraan listrik di Indonesia sebesar 30 persen. Dengan demikian, ia memperkirakan akan dapat mengurangi 30 juta barrel minyak mentah impor.

“Jika dikonversi dengan harga sekarang, maka akan mengurangi 5-6 miliar dollar AS per tahun. Selain itu emisi karbon juga bisa ditekan hingga 9 juta ton, atau 8-9 persen dari total emisi di Indonesia,” terangnya.

Di sisi lain, dengan kondisi global yang berada dalam tekanan pasokan akibat konflik Rusia dan Ukraina, para mitra seperti Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), dan LG Energy Solution (LGES) meminta kepastian akan pasokan tambang dari Indonesia untuk mendukung keberlanjutakn industri baterai.

“Yang terjadi saat ini mereka ingin keapstian jangka panjang, pola yang kita lakukan, mereka mendapat jaminan dari aspek mining, tapi mereka harus melakukan investasi di Indonesia, sehingga produksi battery cell itu terjadi di Indonesia,” kata Toto.

Baca juga: Tembus Rp 90.000 Per Kg, Cek Daftar Harga Cabai Rawit di Jakarta Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com