Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Boros Mana Masak Pakai Kompor Listrik Vs Elpiji? | Masyarakat Telanjur Nyaman dengan Elpiji

Kompas.com - 23/09/2022, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Dikutip dari laman resminya, Shell awalnya terbentuk dari Aeilko Jans Zijklert, seorang Eropa asal Jawa Timur yang memutuskan pindah ke Pantai Timur Sumatera.

Aeilko Jans Zijklert bekerja di perkebunan tembakau setelah pemerintah Hindia Belanda membuka investasi perkebunan partikelir di Sumatera di tahun 1880. Di masa itu pula, Hindia Belanda tengah menerapkan tanam paksa.

Selengkapnya simak di sini

4. Konversi Kompor Listrik, Pengamat: Masyarakat Telanjur Nyaman dengan Elpiji

Pemerintah saat ini tengah melakukan uji coba konversi kompor elpiji ke kompor listrik atau induksi. Namun, hal ini dinilai masih perlu dilakukan beberapa evaluasi agar ke depannya penyaluran subsidi bisa lebih tepat sasaran.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan, dalam upaya mengurangi ketergantungan masyarakat dengan kompor elpiji, pamerintah harus konsisten. Hal ini mengingat pola masyarakat yang sudah telanjur nyaman dengan penggunaan kompor elpiji, karena proses memasak yang lebih cepat.

“Budaya masyarakat menggunakan kompor listrik sepertinya butuh waktu lebih lama untuk diubah. Jangankan orang miskin, kelompok menengah atas sebenarnya sudah lama mengenal kompor listrik. Tapi mereka nyaman pakai Elpiji karena proses memasak lebih cepat,” kata Bhima kepada Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Bhima mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penting, jika pemerintah ingin melakukan konversi kompor elpiji ke kompor listrik. Pertama, dalam hal daya listrik di mana pemerintah harus benar-benar memastikan hal ini tidak membebani masyarakat.

Selengkapnya baca di sini

5. BNI Siap Bantu Tursinih yang Tak Bisa Cairkan Bansos gara-gara Tanda Titik di KTP

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menugaskan kantor cabang BNI di Indramayu untuk membantu penerima bantuan sosial (bansos) yang tidak bisa mencairkan dana bansos karena terdapat tanda titik di bagian nama pada KTP dan Kartu Keluarga milik penerima.

Penerima bansos, Tursinih (62), tidak dapat menggunakan kartu bansos yang berupa kartu debit BNI untuk mencairkan dananya. Padahal bansos ini sudah diterima sejak 21 Mei 2021. Tursinih mengaku keluarganya telah menghubungi pihak BNI via telepon.

Namun menurut pegawai Bank BNI yang dihubungi, bank tidak bisa meneruskan proses transaksi jika ada tanda baca titik di kartu ATM Tursinih. Sebab, komputer server bank tidak bisa membaca tanda titik di nama Tursinih.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo Budiprabowo mengatakan, berdasarkan penelusuran BNI, kejadian ini memang terjadi di Indramayu. Namun, bukan terjadi di kantor cabang BNI melainkan di e-Warong agen46 atau laku pandai BNI.

Simak selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com