Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan Diperkirakan Belum Akan Stabil dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 29/09/2022, 11:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman memperkirakan tidak stabilnya harga-harga kebutuhan pokok di pasar akan terus berlangsung seiring dengan situasi ekonomi yang belum pasti.

Selain itu, angka pengunjung pasar juga diprediksi akan semakin menurun jika dampak inflasi tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah memperhatikan para pedagang pasar yang harus mengeluarkan biaya operasional lebih besar saat terjadi kenaikan inflasi.

"Saat ini, para pedagang pasar juga mengalami kesulitan modal. Kondisi masyarakat belum pulih benar sehingga daya beli masyarakat juga berkurang. Hasil (berjualan) saat ini hanya habis untuk makan dan kadang juga mengurangi modal," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Tarif Baru Angkutan Penyeberangan Tak Sesuai Harapan Pengusaha

Dia bilang, sebelum desas-desus kenaikan BBM, sudah banyak pangan yang harganya naik. Salah satunya yakni harga telur ayam yang naik sampai ke Rp 31.000 per kilogram. Padahal biasanya hanya Rp 25.000 per kilogram.

"Itu saja sudah banyak yang protes karena harganya terlalu mahal," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Organisasi APPSI Don Muzakir menambahkan kenaikan harga barang memiliki efek ganda yang cepat. Dia mencontohkan, situasi lainnya yang dapat menekan pedagang pasar ialah rencana kenaikan cukai rokok.

Menurutnya rokok merupakan salah satu barang konsumen yang berpengaruh terhadap pendapatan dan penjualan pedagang pasar.

"Pedagang pasar dan asongan adalah pedagang yang merasakan dampaknya kalau kenaikan harga barang melonjak naik. Tidak hanya barang kebutuhan pokok, tapi kalau kenaikan cukai akan naik dengan tinggi lagi, maka para pedagang pun akan kesusahan untuk berjualan, padahal modalnya saja sudah besar sekali," ungkap Muzakir.

Baca juga: Ini Penyebab Wanaartha Life Disanksi PKU Penuh oleh OJK

Oleh karena itu, APPSI meminta pemerintah untuk mengkaji ulang berbagai kebijakan yang berlangsung saat ini. Kenaikan harga barang akan meningkatkan angka inflasi tahunan nasional yang merugikan seluruh pihak, baik bagi pedagang pasar maupun konsumen.

Ia berpesan agar pemerintah terus memantau perkembangan kondisi pedagang pasar dan sigap memberikan insentif yang dibutuhkan demi meningkatkan kesejahteraan pedagang.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan inflasi sepanjang 2022 mencapai 6,8 persen akibat adanya kebijakan kenaikan BBM.

Proyeksi ini lebih tinggi dari target inflasi 2022 yang semula ditetapkan yakni di rentang 4,5-4,8 persen. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu memperkirakan kenaikan harga BBM Solar, Pertalite, dan Pertamax bahkan diproyeksi berkontribusi sebesar 1,9 persen terhadap inflasi pada tahun ini.

Baca juga: Melonjak Rp 10.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com