Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Pabrik Masker, IDS Medical Systems Investasi Rp 30 Miliar

Kompas.com - 10/10/2022, 17:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen alat kesehatan dalam negeri IDS Medical Systems (idsMED) berinvestasi sebesar Rp 30 miliar untuk membangun pabrik masker. Pembangunan pabrik masker sejalan dengan pays menekan impor masker surgical, yang saat ini tengah menjadi kebutuhan di masyarakat.

Managing Director & SVP idsMED Indonesia Ramli Laukaban mengatakan upaya ini dilakukan sebagai respons perintah Presiden Joko Widodo, agar sektor swasta ikut berkontribusi memproduksi masker surgical N95 respirator dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku atau komponen lokal.

"Pandemi Covid-19 mengajarkan kepada kita semua untuk bisa memproduksi obat-obatan dan alat kesehatan secara mandiri. Saat ini, produk alat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan esensial dan dapat menjamin ketahanan nasional," ungkap Ramli dalam siaran pers, Senin (10/10/2022).

Baca juga: ARQAM Accelerator Jangkau 1.000 Entrepreneur Muslim

Ramli mengatakan, pemerintah mendorong belanja produk luar negeri bisa ditekan, maksimal 5 persen dari total APBN. Salah satu produk yang masih impor adalah obat dan alat kesehatan. Kebijakan tersebut dinilai akan semakin menggairahkan munculnya produk-produk dalam negeri dan mendorong kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi nasional serta ekspor.

Menurutnya, dengan terbukanya jalur pemasaran, maka ekosistem alat kesehatan nasional akan terbentuk. Produsen komponen, bahan baku, sarana pengujian dan lain-lain juga akan terbentuk seiring dengan meningkatnya permintaan pasar untuk alat kesehatan dalam negeri.

“Kebijakan substitusi impor memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk tumbuh berkembang dan meningkatkan daya saing sehingga mampu bertarung di persaingan global,” lanjut Ramli.

Ramli mengungkapkan, masker yang diproduksi idsMED merupakan respirator N95 surgical. Masker tersebut adalah respirator N95 surgical pertama dan merupakan satu-satunya yang memiliki aktivitas anti viral dengan fungsi menonaktifkan patogen.

Baca juga: Meneropong Nasib Kripto Bulan Ini, Makin Terperosok?

Masker tersebut merupakan produk hasil transfer technology dari Innonix Technologies Limited Hong Kong, yang bersertifikat National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika dan juga sudah memiliki sertifikat The United States Food and Drug Administration (USFDA).

Masker yang di produksi oleh PT IDS Manufacturing Systems Indonesia sudah memenuhi standar dan sudah memilki Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.

Masker RespoKare surgical N95 respirator yang di produksi oleh PT IDS Manufacturing Systems Indonesia juga sudah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian, sebesar 60,1 persen, dan sampai saat ini masker RespoKare surgical N95 respirator masih memiliki nilai TKDN tertinggi.

Pabrik PT IDS Manufacturing Systems Indonesia juga sudah mengantongi sertifikat ISO 13485:2016 dari TUV NORD. Ia berharap, dengan dioperasikannya pabrik masker tersebut, dapat meningkatkan kesadaran penggunaan alkes dalam negeri, khususnya bagi rumah sakit, klinik, dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya.

Baca juga: Kemenperin: Penetapan Kebutuhan Impor Garam Industri Sudah Transparan

"Kami optimistis masker ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat, khususnya bagi mereka yang bekerja di sektor kesehatan. Masker ini selain diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga berorientasi ekspor. Kami ingin berkontribusi dalam menaikkan rasio ekspor Indonesia juga," ujarnya.

Lebih lanjut, Ramli menuturkan bahwa pabrik masker idsMED tersebut juga telah menyerap tenaga kerja lokal, sehingga keberadaanya diharapkan untuk terus membawa dampak positif bagi lingkungan setempat.

“Kami pun berharap nantinya dapat menyerap jumlah tenaga kerja lokal lebih banyak lagi seiring dengan semakin bertambahnya kapasitas produksi,” kata dia.

Baca juga: Jumlah Penumpang KRL Diprediksi Naik Jadi 850.000 per Hari hingga Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com