Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Resesi Global 2023, Ini Investasi yang Disarankan Robert Kiyosaki

Kompas.com - 14/10/2022, 13:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi resesi ekonomi tahun depan atau resesi 2023 mulai diantisipasi banyak pihak. Langkah tersebut terutama dilakukan oleh para investor yang ingin melindungi aset kekayaannya.

Para investor mencoba melindungi asetnya agar tidak tergerus tingginya angka inflasi dan resesi 2023.

Dilansir dari Schiff Gols, penulis buku populer Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki menyarankan investor untuk memburu perak. Hal ini lantaran harga perak dinilai masih lebih murah ketimbang emas yang sudah mahal.

Editor pelaksana blog SchiffGold dan pembawa acara Friday Gold Wrap Podcast dan seri wawancara It's Your Dime Michael Maharrey mengulas saran dari Robert Kiyosaki tersebut.

Baca juga: Potensi Resesi 2023 Disebut Tak Akan Pengaruhi Ekspor Produk RI ke Belanda

Maharrey menceritakan, pada sebuah cuitan Kiyosaki menulis saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli perak. Menurut ramalah Kiyosaki, dollar AS pada akhirnya akan jatuh ketika The Fed berputas dan menyerah pada inflasi.

"Dan itu akan terjadi lebih cepat daripada prediksi," ujar Maharrey mengutip utas dari twit Kiyosaki.

Kemudian, Maharrey mengulas juga tentang dollar AS yang kemungkinan mengikuti poundsterling Inggris.

"Saya percaya itu akan terjadi. Saya percaya dolar AS akan jatuh pada Januari 2023 setelah The Fed menyerah pada inflasi," ucapnya.

Emas dan perak yang terjual dalam beberapa bulan terakhir dinilai dapat terjual berdasarkan gagasan bahwa the Fed akan memenangkan perlawanannya melawan inflasi.

Meskipun begitu, Maharrey memiliki reli singkat di kedua logam tersebut setelah Bank of England menyerah pada inflasi dan berputar kembali untuk kehilangan kebijakan moneter untuk menyelamatkan sistem pensiunnya.
Baca juga: Bank DBS Prediksi Resesi Ekonomi Dunia Tidak Bertahan Lama

"Dalam wawancara baru-baru ini dengan Charles Payne, Peter Schiff mengatakan The Fed pada akhirnya akan mengikuti lintasan yang sama dengan BoE," terang dia.

Agar mendapat keuntungan dari kejatuhan dolar AS, Kiyosaki mengatakan bahwa dia membeli lebih banyak lagi perak.

Kiyosaki memproyeksikan harga perak akan naik di kisaran 100 dollar AS hingga 500 dollar AS dalam dekade ini.

Dia berkata, pedagang emas dan peraknya berkata, “Saya tidak bisa mendapatkan koin emas atau perak. Mint tidak akan menjual saya lagi.”

Kiyosaki berkata, "akhir dari uang palsu" sudah dekat, saham, obligasi, reksa dana, ETF & Real Estat ambruk.

Sementara itu harga perak tetap di level 20 dollar AS selama 3 sampai 5 tahun, lalu naik ke 100 dollar AS hingga 500 dollar AS. Setiap orang mampu membeli perak bahkan orang miskin.

"Kumpulkan perak sekarang,” saran Kiyosaki.

Kiyosaki mencatat rasio perak-emas saat ini di atas 86-1. Itu berarti dibutuhkan lebih dari 86 ons perak untuk membeli satu ons emas.

Sebagai perbandingan, rata-rata di era modern adalah antara 40:1 dan 50:1. Secara historis, ketika spread menjadi sebesar ini, perak tidak hanya mengungguli emas, tetapi juga berjalan besar-besaran dalam waktu singkat.

Sejak Januari 2000, ini sudah terjadi empat kali. Kiyosaki menunjukkan, perak adalah investasi yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

"Mengapa saya menyarankan 'beli perak.' Untuk 25 dolar AS, semua orang dapat membeli koin perak. Jangan mengambil kata-kata saya untuk itu. Belajar. Menjadi kaya. Jangan bodoh,” kata Kiyosaki.

Selama wawancara dengan Kitco News, penulis buku terlaris secara lebih luas merekomendasikan "aset keras" termasuk emas dan perak untuk melindungi kekayaan saat "kehancuran terbesar dalam sejarah" terungkap.

"Apa pun yang bisa dicetak, seperti sertifikat saham, obligasi, atau dolar, saya tidak menginginkannya. … Saya adalah penggemar emas, perak, minyak, dan makanan yang keras… Saya adalah orang yang memiliki aset keras,” ujar Kiyosaki.

Baca juga: Ada Risiko Resesi, Luhut Anjurkan Masyarakat Tanam Cabai dan Sayur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

MORA Terbitkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 3 Triliun

MORA Terbitkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 3 Triliun

Whats New
Indofood Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Indofood Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Buktikan Komitmen, BRI Insurance Lakukan Pembayaran Klaim di Kabupaten Sidrap

Buktikan Komitmen, BRI Insurance Lakukan Pembayaran Klaim di Kabupaten Sidrap

Rilis
Boarding Kereta Api Hanya Dengan Face Recognition, Registrasinya Kurang dari 1 Menit

Boarding Kereta Api Hanya Dengan Face Recognition, Registrasinya Kurang dari 1 Menit

Whats New
Mulai Besok, Indonesia Setop Ekspor Bauksit

Mulai Besok, Indonesia Setop Ekspor Bauksit

Whats New
DPR Protes Bos Smelter Nikel Pakai Bahasa Mandarin saat Rapat

DPR Protes Bos Smelter Nikel Pakai Bahasa Mandarin saat Rapat

Whats New
Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital pada 2030, Apa yang Perlu Dipersiapkan Pelaku Industri?

Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital pada 2030, Apa yang Perlu Dipersiapkan Pelaku Industri?

BrandzView
Mendag: Ngapain Kelengkeng Keriput dan Apel Dilapisi Lilin Diimpor?

Mendag: Ngapain Kelengkeng Keriput dan Apel Dilapisi Lilin Diimpor?

Whats New
Kemenkeu Blokir Layanan Ratusan Perusahaan yang Tunggak Pembayaran PNBP

Kemenkeu Blokir Layanan Ratusan Perusahaan yang Tunggak Pembayaran PNBP

Whats New
Info Pelabuhan Roro Sei Pakning, Tiket, dan Jadwal Kapal

Info Pelabuhan Roro Sei Pakning, Tiket, dan Jadwal Kapal

Spend Smart
Binance Dituntut Otoritas Keuangan AS, Industri Kripto Nasional Diklaim Masih Aman

Binance Dituntut Otoritas Keuangan AS, Industri Kripto Nasional Diklaim Masih Aman

Whats New
Direstui Jokowi, Luhut Pekerjakan Tenaga Asing Jadi Pengawas Pembangunan IKN

Direstui Jokowi, Luhut Pekerjakan Tenaga Asing Jadi Pengawas Pembangunan IKN

Whats New
Tanggapan Sri Mulyani soal 9 Pegawai Kemenkeu Terlibat Kasus Mencurigakan

Tanggapan Sri Mulyani soal 9 Pegawai Kemenkeu Terlibat Kasus Mencurigakan

Whats New
Musnahkan Obat Impor hingga Tembaga Ilegal, Mendag: Ganggu Ekonomi Dalam Negeri

Musnahkan Obat Impor hingga Tembaga Ilegal, Mendag: Ganggu Ekonomi Dalam Negeri

Whats New
Bantah Isu Molornya Jadwal Operasional Kereta Cepat, Luhut: Tidak Ada Masalah, Semua Terkendali

Bantah Isu Molornya Jadwal Operasional Kereta Cepat, Luhut: Tidak Ada Masalah, Semua Terkendali

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com