Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pupuk Tahun Ini Berkaitan dengan Krisis Pangan 2023, Ini Antisipasi Pupuk Kaltim

Kompas.com - 17/10/2022, 20:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober, Pupuk Kaltim (PKT) sasar kecukupan stok pupuk untuk sisa tahun 2022 dan persiapan masa tanam 2023.

Hal ini sekaligus menjawab pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati saat berbicara di konferensi pers The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting G20 di Washington DC, Selasa (11/10) lalu.

Di mana krisis pupuk pada masa ini berkaitan langsung dengan krisis pangan yang diprediksi akan terjadi pada 2023.

Baca juga: Cetak Sejarah Baru, Pupuk Kaltim Tak Henti Berinovasi

Sederhananya, krisis pangan nantinya dapat diatasi dengan meningkatkan produktivitas pertanian.

Akan tetapi, kekurangan dalam aspek adaptabilitas dari petani dan pelaku usaha pertanian yang menjadi kondisi relevan pada saat inilah yang berdampak langsung dalam instabilitas produktivitas pertanian.

Dengan demikian, diperlukan tidak hanya kuantitas dan kualitas material yang terlibat tetapi juga perlu memperhatikan aspek sumber daya manusia.

Pelaku usaha maupun pelaksana kegiatan pertanian di Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam hal kuantitas dan oleh karenanya menjadi salah satu aset berharga yang perlu dikembangkan dengan serius.

Baca juga: Sepanjang 2022, PKT Berhasil Tekan Emisi 436,7 Ribu Ton

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, di dua kuartal pertama tahun 2022, terdapat banyak rangkaian peristiwa yang turut berdampak pada penurunan produksi pangan, baik secara nasional maupun global.

Meskipun pandemi Covid-19 secara efektif sudah mulai mereda, aksi-aksi agresif seperti invasi Rusia ke Ukraina juga turut mengambil andil dalam destabilisasi kesetimbangan stok pangan global, yang kemudian berdampak langsung pada naiknya harga pangan global.

Baca juga: Dirut Pupuk Kaltim Beberkan 3 Kunci Kesuksesan Penerapan ESG dalam Operasional Bisnis

 


Dalam mengatasi permasalahan untuk skema transport bahan pangan, negara-negara diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dalam mencukupi setidaknya keperluan pangan nasionalnya sendiri.

Strategi yang mengutamakan keperluan nasional pada prioritas teratas ini sejatinya dapat ditujukan tidak hanya untuk mengatasi krisis musiman, tetapi juga dapat diekspansi sebagai salah satu penggerak dalam mencapai kecukupan pangan yang berkelanjutan.

"Kami memastikan bahwa produksi dan distribusi pupuk aman selama periode Musim Tanam Pertama 2023 (Maret-April 2023). Per tanggal 14 Oktober 2022, sebanyak 109.103 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 2.165 ton NPK formula khusus, serta 197.048 ton pupuk urea non subsidi dan 41.613 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang PKT yang tersebar di sejumlah wilayah tanggung jawab perusahaan," ujar Rahmad dalam siaran resminya, Senin (17/10/2022).

Dia menuturkan, PKT bertanggung jawab atas pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di delapan wilayah, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Karena itu, sesuai dengan komitmennya sejak awal, untuk menyukseskan musim tanam perdana tahun depan, sekaligus untuk meminimalisir dampak krisis pangan yang diprediksi akan terjadi, PKT akan terus memonitor dan memastikan ketersediaan stok dan distribusi pupuk.

Baca juga: Ketersediaan Pupuk Subsidi Menipis, Mentan SYL Ajak Petani Tingkatkan Penggunaan Pupuk Organik

 

Penyaluran pupuk subsidi

Hingga tanggal 16 Oktober, PKT telah menyalurkan 478.586 ton pupuk urea bersubsidi dan 6.638 ton pupuk NPK bersubsidi.

Selain itu, PKT Kaltim juga telah menyiapkan 45.384 ton pupuk non subsidi di seluruh wilayah pemasaran untuk memenuhi kebutuhan petani yang membutuhkan.

Tentunya PKT juga selalu membuka diri untuk bersinergi dengan pihak lainnya, termasuk beragam pemangku kepentingan untuk berupaya mempersiapkan diri menghadapi krisis pangan lewat penyediaan stok pupuk.

“Dengan turut mempertimbangkan analisa pakar dan juga seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani terkait ancaman krisis pangan global pada 2023, jumlah pupuk nantinya secara tidak langsung juga berkaitan dengan potensi produksi pangan. Oleh karenanya, PKT telah menyesuaikan produksi dan sekaligus juga memodifikasi sedemikian rupa agar penyaluran pupuk dapat berjalan tanpa hambatan yang berarti,” ujar Rahmad Pribadi.

Selain tata teknis produksi dan distribusi, PKT juga turut memperhatikan sebaran produksi produk antara pupuk bersubsidi dan non subsidi di wilayah tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan arahan pemerintah.

PKT juga memastikan stok dan distribusi pupuk aman dan juga terus menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Beberapa di antaranya dilakukan lewat program Agrosolution dan MAKMUR.

“Kami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kesejahteraan para petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional kita ini tetap terjaga. Kami terus melakukan pendampingan lewat program kami secara berkelanjutan agar para petani bisa terus meningkatkan produktivitas mereka yang dampaknya secara tidak langsung juga akan meningkatkan taraf ketahanan pangan secara nasional. Dengan demikian, diharapkan bahwa lewat produktivitas para petani ini nantinya pertanian nasional tidak hanya dapat menghindari krisis, tetapi bahkan dapat melakukan ekspansi,” pungkas Rahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com