Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Brand Dapat Membuat Perusahaan Bertahan, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 28/10/2022, 09:20 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman Indonesian Digital Association (IDA) Dian Gemiano mengatakan, membangun brand sebuah perusahaan akan membedakan mana konsumen yang royal dan konsumen yang transaksional saja.

Konsumen transaksional maksudnya adalah konsumen yang hanya membeli atau bertransaksi melalui sebuah brand ketika terdapat diskon, promo, atau penawaran khusus.

"Kalau mereka download hanya karena promo, sampai berapa lama si mereka akan stay, tanpa membangun keterikatan, tanpa membangun brand," kata dia dalam diskusi bertajuk Indonesia Fintech Marketing Predictions: Navigating Past Learnings to Grow Beyond di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Ia menambahkan, perang pemasaran yang terjadi saat ini bukan sekadar tentang kesadaran konsumen, tetapi perang untung mendapatkan perhatian dari konsumen.

Baca juga: 6 Tips Jitu ala Yasa Singgih dalam Membangun Brand dari Nol

Saat ini, brand berjubel memberikan promo dan membakar uang untuk dapat menggaet konsumen. Namun demikian, hal tersebut justru membuat nama brand tersebut tidak bertahan lama.

Gemi berpesan, membangun brand penting dilakukan sebagai investasi jangka panjang.

"Yang pasti yang membangun brand itu yang akan bertahan," imbuh dia.

Baca juga: Ingin Membangun Brand Bisnis yang Dijalankan? Ikuti Pelatihan Ini


Saat ini semua perusahaan sedang berlomba-lomba membangun brand. Sebab, bagaimanapun periode sebuah perusahaan memberikan promo pasti akan berakhir seiring dengan pendanaan yang dimiliki.

Gemi bilang, brand akan jadi pembeda bagi perusahaan ketika mereka ingin memilih sebuat produk.

"Saya mau beli mobil, kalau tidak dibangun brand-nya di generasi mana pun maka akan ada lost opportunity besar sekali," jelas dia.

Saat waktu itu terjadi, hanya perusahaan yang memiliki brand dapat bertahan.

"Percaya atau tidak, masyarakat akan memilih produk yang dekat dengan mereka," pungkas Gemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com