JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat daur ulang sampah dalam upaya penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dinilai masih sangat rendah.
Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some mengatakan, tingkat daur ulang sampah yang rendah tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Daur ulang di Indonesia sangat rendah, bahkan di dunia pun sangat rendah," ujar dia dalam siaran pers, Rabu (2/11/2011).
Baca juga: Ekspor Turun Imbas Pelemahan Ekonomi Global, Ini Upaya Sri Mulyani
Ia menambahkan, saat ini jenis plastik yang digunakan di Indonesia juga sangat beragam. Hal ini disebut juga menyulitkan masyarakat untuk melakukan pemilahan sebelum daur ulang.
"Selain plastik yang digunakan sangat beragam, masyarakat sendiri tidak pernah melakukan pemilahan langsung dari sumbernya,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan, ketika sampah plastik dari segala jenis dicampur menjadi satu, butuh langkah pengelolaan ekstra. Belum lagi, butuh biaya yang besar untuk memilah ketika sampah plastik sudah tercampur.
“Sentra-sentra daur ulang pun hanya di titik-titik tertentu,” ujar dia.
Baca juga: PT PP Janji Rampungkan Pembangunan Istana Negara di IKN Tepat Waktu
Sementara, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah kemasan bahan bakar daur ulang dari plastik jenis PET.
Ia menargetkan pada tahun 2025 di Indonesia, penggunaan botol PET hasil daur ulang untuk AMDK Danone-Aqua dapat mencapai 50 persen.
“Target kami pada 2025 sudah tercapai 50 persen, dan akan terus diperbanyak lagi bahan daur ulangnya,” kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.