Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pesan Jokowi ke PGII, untuk Dukung Pembangunan Infrastruktur Negara Berkembang

Kompas.com - 16/11/2022, 08:30 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan tiga hal penting bagi Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang.

Pertama, dukungan yang diberikan PGII harus bersifat country driven dan berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan. Selain itu, PGII juga harus menjadikan konsultasi dan dialog dengan negara penerima sebagai pedoman utama.

Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi.

"Ini juga disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri. Dengan demikian negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang," kata Jokowi dalam sambutannya pada side event PGII di Hotel The Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Indonesia dan Korea Selatan Resmi Kerja Sama Bangun Infrastruktur Hijau

Jokowi mengatakan, saat ini Indonesia sedang mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan ibu kota ke Nusantara.

Ia meyakini langkah tersebut akan mampu membuka peluang investasi sebesar 20,8 miliar dolar di berbagai sektor infrastruktur.

Baca juga: Indonesia Punya Potensi Investasi Rp 9.376 Triliun di Sektor Infrastruktur Hijau

Kedua, upaya PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang juga harus didasarkan pada paradigma kolaborasi.

Jokowi juga meminta PGII untuk melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk sektor swasta yang dinilai akan membawa manfaat nyata.

"Saya percaya inisiatif seperti PGII akan semakin bermanfaat jika melibatkan sebanyak-banyaknya negara di dunia," ujarnya.

Baca juga: Menteri PUPR Ingin Pembangunan IKN Nusantara Jadi Karya Infrastruktur Berkualitas

 


Terakhir, Jokowi meminta PGII harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi.

Menurut dia, negara berkembang paling rentan terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim. Namun, Presidensi G20 Indonesia telah berupaya mendorong kerja sama nyata di bidang infrastruktur berkelanjutan dan pendanaan pembangunan.

Jokowi menegaskan Indonesia selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang.

"Indonesia sendiri juga bersungguh-sungguh mengembangkan industri hijau, termasuk ekosistem industri mobil listrik sebagaimana Yang Mulia saksikan langsung di KTT Bali ini," ucap Presiden.

Baca juga: Menko PMK ke PUPR: Infrastruktur Ekonomi Sudah Lebih dari Cukup, Prioritaskan Infrastruktur Kerakyatan

 

Sekilas PGII

Untuk diketahui, Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) merupakan upaya kolaboratif oleh anggota G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis) yang diluncurkan pertama kali pada Juni 2021 pada KTT G7 ke-47 di Inggris.

PGII memiliki komitmen selama 5 tahun ke depan akan menginvestasikan 600 miliar dollar AS dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Adapun proyek-proyek baru PGII di antaranya adalah kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang memobilisasi USD 20 miliar pembiayaan sektor publik dan swasta untuk Indonesia, Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact yang telah berhasil meluncurkan 698 juta dollar AS. 

Kemudian, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang dalam mendukung proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, dan investasi dalam infrastruktur kesehatan India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com