Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiru OPEC, Menteri Bahlil Usul Bentuk Organisasi Negara Produsen Nikel

Kompas.com - 18/11/2022, 08:41 WIB

KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku pihaknya sudah menyiapkan formulasi untuk membentuk organisasi khusus bagi negara-negara penghasil nikel, seperti OPEC yang merupakan organisasi negara-negara eksportir minyak.

Bahlil sendiri telah melakukan pertemuan dengan Kanada dan Australia terkait inisiatif tersebut. Ia menilai kolaborasi dengan sesama negara penghasil nikel maupun mineral lainnya sangat diperlukan untuk mendukung industri kendaraan listrik di masa depan.

“Dari kita sendiri formulasinya sudah ada, tapi kan harus kita tawarkan formulasi yang sama untuk kemudian mereka ada koreksi atau tidak," jelas Bahlil dikutip dari Antara, Jumat (18/11/2022).

"Dan sekarang tawaran konsep itu sudah kita berikan ke mereka, kita menunggu feedback, tapi kesepahaman umumnya kita sudah pada satu titik pemikiran yang sama,” katanya lagi.

Baca juga: Stok Bulog Kritis, Buwas Sarankan Jokowi Segera Impor Beras

Bahlil menyebut inisiatif untuk mendirikan organisasi tersebut merupakan mimpi besar Indonesia agar negara-negara penghasil bahan baku mineral bisa berkolaborasi dan menjadi pemegang kendali perdagangan mineral dunia.

Hal itu juga dilakukan lantaran negara-negara Eropa, yang merupakan pusat pabrikan otomotif, mengharuskan agar pembangunan pabrik baterai mobil harus dibangun dekat dengan pabrik mobil listrik.

“Nah kalau ini terus terjadi maka negara-negara penghasil bahan baku ini tidak akan mendapatkan nilai tambah," ujar Bahlil.

"Maka kemudian ide ini dilakukan oleh Indonesia dan saya komunikasikan, baik dengan Kanada, Australia dan kami sudah hampir mencapai satu kesepahaman. Butuh sedikit lagi untuk memberikan penjelasan,” tambah dia.

Baca juga: Berapa Liter dalam Satu Galon Aqua?

Bahlil menambahkan, inisiatif tersebut akan jadi instrumen kolaborasi antara para negara penghasil mineral agar bisa mendapatkan keuntungan sambil tetap menjalankan aturan perdagangan internasional.

“Saya pikir inilah instrumen untuk kita berkolaborasi yang baik untuk membangun komitmen bersama, tapi semua dalam rangka kolaborasi untuk saling menguntungkan dan memperhatikan aturan permainan perdagangan internasional,” imbuhnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Antara

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+