Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Ada kelangkaan Dollar AS di Berbagai Negara, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 18/11/2022, 10:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan saat ini dollar Amerika Serikat (AS) tengah mengalami kelangkaan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, kelangkaan ini terjadi lantaran suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Funds Rate) naik sangat agresif sepanjang 2022 ini.

Sehingga membuat imbal hasil obligasi AS terus meningkat yang kemudian mendorong terjadinya arus balik dollar AS dari beberapa negara emerging arket seperti Indonesia dan negara maju di Eropa kembali ke AS.

Dia menjelaskan, kondisi tersebut menyebabkan nilai tukar dollar AS menguat dibandingkan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.

Baca juga: Masih Tertekan Sentimen Global, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS

Hal ini tercermin dari indeks nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau menguat 11,09 persen ytd selama tahun 2022. Sementara, nilai tukar rupiah sampai dengan 16 November 2022 terdepresiasi 8,65 persen year to date dibandingkan dengan level akhir 2021.

"Ini akhirnya memang menyebabkan adanya dollar shortage ataupun kelangkaan dollar AS di negara-negara emerging market termasuk beberapa negara maju," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (17/11/2022).

Dia melanjutkan, dampak dari kelangkaan dollar AS terhadap kondisi di perbankan nasional membuat selisih pertumbuhan kredit valuta asing (valas) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas cukup tinggi, yaitu masing-masing tumbuh 11 persen dan 2 persen.

"Namun demikian kalau kita lihat, overall funding gap antara valas itu sendiri, antara ketersediaan dana dengan DPK dengan kredit itu sendiri sekarang sudah mulai membaik. Kenapa? Karena kalau kita lihat perbankan kita itu tidak semuanya dana valas itu berasal dari DPK," jelasnya.

Kendati demikian, BI berharap ke depannya akan lebih banyak dana asing masuk ke Indonesia, terutama dalam bentuk dollar AS.

Terlebih, di Kuartal III 2022 mulai terjadi kenaikan foreign direct investment (FDI) sevesar 63 persen yoy dan surplus neraca dagang RI mencapai 45 miliar dollar AS.

Baca juga: Respons Kenaikan Suku Bunga BI, IHSG Bergerak Menguat Pagi Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com