JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah membagi-bagikan 680.000 rice cooker atau penanak nasi listrik kepada masyarakat pelanggan listrik 450 VA dinilai tidak efektif dalam mendorong percepatan implementasi energi bersih.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, kebijakan pemerintah tersebut, bisa mengulang kegagalan rencana konversi kompor elpiji ke kompor listrik yang diwacanakan sebelumnya.
“Masalahnya bukan di hilir pengguna karena akan mengulang kegagalan rencana kompor induksi listrik,” kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Begini Hitungan Tarif jika Pakai Kompor Listrik Vs Kompor Elpiji, Lebih Hemat atau Tidak?
Bhima mengatakan rencana bagi-bagi rice cooker tersebut, terkesan pemerintah mau selesaikan masalah kelebihan pasokan listrik, dengan cara cara yang kurang tepat dan tidak signifikan. Dia mengatakan, transisi energi bisa dicapai, dengan melepas ketergantungan terhadap batu bara.
“Transisi energi bisa dicapai jika sumber listriknya bisa lepas dari ketergantungan batubara. Selama dominasi batubara di pembangkit listrik masih terjadi, upaya mengurangi emisi di ujung konsumen tidak akan efektif,” lanjut Bhima.
Bhima mengatakan, ada baiknya jika PT PLN (Persero) membangun pembangit energi baru terbarukan (EBT) yang masif, serta mempensiunkan dan menghentikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
“Harusnya PLN fokus dulu bangun pembangkit EBT yang masif sekaligus membenahi kontrak jual beli listrik dan menghentikan total seluruh pembangunan PLTU batubara termasuk di kawasan industri,” tegas Bhima.
Sebagai informasi, rencana pemerintah membagikan rice cooker dianggarkan dalam APBN Kementerian ESDM 2023 kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang berdasarkan data dari Kementerian Sosial (Kemensos). Program ini diharapkan dapat mendukung pemanfaatan energi bersih, dan juta meningkatkan konsumsi listrik masyarakat.
Baca juga: Konversi Kompor Elpiji ke Listrik Batal, Bagaimana Nasib Warga yang Sudah Terima Produk Uji Coba?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.