JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sektor jasa keuangan di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan tersendiri di luar tantangan ketidakpastian ekonomi.
"Di luar risiko-risiko secara makro, sektor jasa keuangan di Indonesia menghadapi tantangan tersendiri pula," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (28/11/2022).
Mahendra melanjutkan, tantangan tersebut di antaranya kondisi kedalaman pasar keuangan yang relatif masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.
Baca juga: Wacana Pengawasan Koperasi di Bawah OJK, Melanggar Asas?
Kemudian, indeks literasi dan inklusi keuangan yang meskipun sudah membaik menjadi masing-masing sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen tapi selisihya masih cukup tinggi yakni 35,42 persen.
Gap literasi dan inklusi ini, kata dia, menunjukkan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan layanan jasa keuangan (LJK) tanpa pemahaman penuh terhadap kegunaan maupun risiko dari produk keuangan yang dimilikinya.
Sementara dari aspek integritas sistem keuangan, masih terdapat potensi transaksi terkait dengan kegiatan ilegal seperti judi online maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Baca juga: OJK dan Industri Jasa Keuangan Salurkan Bantuan Rp 750 Juta untuk Korban Gempa Cianjur
"Sehingga memerlukan upaya industri jasa keuangan untuk memitigasi dan menangkar risiko transaksi ilegal tersebut melalui penerapan tata kelola dan strategi anti fraud yang berkesinambungan," ucapnya.
Selain itu, industri jasa keuangan Indonesia juga harus menghadapi tantangan perekonomian global yang masih terus mengalami guncangan dan ketidakpastian.
Pasalnya, saat ini tingkat inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan semula. Sedangkan konflik geopolitik serta krisis pangan dan energi di berbagai negara, termasuk di negara-negara maju telah meningkatkan risiko yang dihadapi dan kemungkinan dapat membawa dunia kepada stagflasi ekonomi.
Baca juga: Simak 5 Ciri Penipuan Berkedok Investasi dari OJK
Selain itu, disrupsi rantai pasok global akibat pandemi Covid-19 juga terus mempengaruhi kecepatan laju konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.