Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Isu Resesi 2023, Investor Enggan Suntik Dana ke "Startup"?

Kompas.com - 28/11/2022, 14:10 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak perusahaan startup digital yang bergantung hidupnya pada investor mulai gelagapan di tengah isu resesi 2023.

Belakangan ini pun banyak perusahaan startup yang sudah merumahkan alias PHK karyawannya lantaran keuangan perusahaan goyang. PHK disebut sebagai salah satu cara agar bisa menyeimbangkan keuangan perusahaan.

Lalu apakah para investor bakal enggan untuk menyuntik dana lagi ke perusahaan startup pada 2023?

Baca juga: Ratusan Petani Demo ke Kantor Sri Mulyani Tolak Kenaikan Cukai Rokok, Ini Hasilnya

CEO & Founder TipTip Albert Lucius mengatakan, sebenarnya pasar Indonesia masih merupakan pasar yang potensial. Oleh sebab itu menurut dia para investor masih melirik startup-startup untuk diberikan pendanaan.

Hanya saja menurut dia, salah satu karakteristik yang bakal dilihat para investor untuk menyuntikkan dana segar adalah startup yang bukan hanya semata-mata berorientasi pada keuntungan bisnis saja, namun harus disiplin.

"Disiplin maksud saya adalah mereka yang tahu kalau memang mau growth, apa saja tahapan-tahapannya, apa saja yang dilakukan dan itu dilakukan terus menerus. Bukan semata-mata pokoknya tahun depan harus growth segini harus growth, tapi disiplinnya itu," ujarnya dalam Ngobrol Bareng Founders di Jakarta, Senin (24/11/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Heran, Ada Badai PHK, Padahal Setoran Pajak Naik


Jika dibandingkan beberapa tahun lalu, Albert menilai saat ini mencari pendanaan terbilang lebih mudah. Sebab dulu investor yang benar-benar mau memberi pendanaan tak sebanyak sekarang.

"Dulu itu di 2014 sulit banget tapi itu yang kita lakukan adalah kita fokus memperbaiki problem solves-nya gimana, nanti ketika tim kita kuat dan bisa menyiasati problem tadi akan growth kan. Nah itu titiknya," ungkap Albert.

Hal ini juga diamini oleh Managing Partner East Ventures Roderick Purwana beberapa waktu yang lalu. Dia menilai, jika saat ini banyak startup yang harus merumahkan karyawannya, bukan lantaran investor kehabisan uang dan menarik investasinya di perusahaan startup, namun karena lebih berhati-hati dalam memberikan pendanaan.

Baca juga: Ekonom Prediksi Badai PHK akan Meningkat Meski Terbatas

“Memang mungkin lebih dikaitkan, apakah ada potensi resesi di masa depan. Dimana cost of capital investor naik dalam 1-2 tahun ini, karena dulunya suku bung hampir nol, jadi rupiah (lebih murah),” ujar Roderick, dalam acara CEO Live Series #1 : Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Dengan kenaikan suku bunga yang terjadi saat ini, investor lebih memikirkan masa depan perusahaan. Apakah akan menghasilkan profit, atau justru sebaliknya.

“Banyak investor berinvestasi di sana sini, sekarang mungkin lebih ketat. Karena, interest-mya naik, maka cost of capital juga naik, sehingga lebih berhati-hati dalam memberikan investasi kepada perusahaan,” ungkap dia.

Baca juga: Omzet Turun Akibat Inflasi, Ini Strategi Untuk UMKM agar Bisnis Tetap Jalan Tanpa PHK Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com