Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jokowi Sebut Kata Hati-hati sampai 19 Kali dalam Pidatonya...

Kompas.com - 01/12/2022, 08:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kata hati-hati dalam pidatonya hingga 19 kali. Kata hati-hati tersebut merujuk pada kondisi ekonomi global di tahun depan.

Jokowi bahkan mengungkapkan kondisi global saat membuat seluruh kepala negara anggota G20 sedang pusing memikirkan situasi global yang saat ini masih diliputi ketidakpastian.

"Dari pertemuan di G20 kemarin, bertemu dengan seluruh kepala negara negara-negara dengan GDP terbesar di dunia saya menyimpulkan semuanya pusing. Semuanya pusing, benar, saya melihat kerutan wajahnya tambah semuanya. Rambutnya di sini tambah putih semuanya," ujarnya saat membuka PTBI 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Hati-hati, Jokowi Sebut Investasi Tahun Depan Lebih Sulit

G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. Artinya, kondisi kepala negara anggota G20 itu mewakili seluruh negara di dunia.

Jokowi bilang, situasi ketidakpastian global ini salah satunya terjadi pada pergerakan harga minyak dunia. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan harga minyak akan melonjak naik dan kapan akan bergerak turun.

Pasalnya, pergerakan harga minyak dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya perang Rusia dan Ukraina yang belum diketahui kapan akan berakhir.

Baca juga: Sebut Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Tertinggi Sedunia, Jokowi: Karena Hilirisasi


"Memang situasi global ini confirm tidak pasti, masih tidak pasti. Ruwet, complicated, sulit dihitung, sulit diprediksi. Tidak ada yang bisa menghitung, memprediksi ada di angka berapa, enggak jelas sehingga tadi semuanya pusing," ucapnya.

Di depan pejabat BI, OJK, dan LPS, anggota DPR, duta besar, para menteri, kepala daerah, serta pimpinan perbankan, Jokowi memperingatkan untuk mewaspadai 3 hal berikut:

1. Ekspor RI berpotensi turun

Dia memperingatkan ekspor Indonesia pada tahun depan berpotensi mengalami penurunan akibat negara pangsa ekspor terbesar RI, seperti China, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS), mengalami perlambatan ekonomi.

Baca juga: Jokowi Tak Bermaksud Menakut-nakuti Rakyat soal Resesi Global 2023

Ekspor RI ke China akan turun karena tahun depan China akan mengalami beberapa permasalahan, seperti perang dagang dengan AS, karantina wilayah (lockdown), dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Padahal, China merupakan pangsa pasar terbesar ekspor RI. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2022, porsi ekspor China sebesar 21,84 persen dari total ekspor Ri atau setara 5,48 miliar dollar AS.

Selain China, ekspor RI juga akan turun akibat beberapa negara pangsa ekspor mengalami pelemahan ekonomi seperti Uni Eropa yang tengah menunggu terjadinya resesi.

Begitu pun dengan Amerika Serikat (AS) di mana sepanjang 2022 ini suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) terus mengalami kenaikan secara agresif.

"Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada. Saya setuju bahwa kita harus optimis, tapi tetap hati-hati dan waspada," ucapnya.

Baca juga: Balas Kekalahan di WTO, Jokowi Berencana Naikkan Pajak Ekspor Nikel

Halaman:


Terkini Lainnya

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com