Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Indonesia Kurang Piknik, Rata-rata Hanya 2,6 Kali Dalam Setahun

Kompas.com - 12/12/2022, 20:30 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Holding BUMN Pariwisata InJourney menyebut bahwa masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang kurang piknik. Hal ini didasari dari data UNWTO yang mencatat, bahwa orang Indonesia rata-rata hanya piknik 2,6 kali dalam setahun.

"Indonesia itu penduduknya termasuk yang jarang piknik. Dalam stahun rata-rata penduduk Indonesia hanya 2,6 kali setahun berpergian (piknik), jika dibandingkan dengan negara lainnya," kata Direktur Utama SDM InJourney Herdy Harman di Kementerian BUMN, Senin (12/12/2022).

Jumlah tersebut dinilai jauh dari negara-negara seperti Malaysia, China, dan Jepang. Adapun Malaysia tercatat berpergian 10,3 kali dalam setahun, China 5,7 kali, dan Jepang 4,7 kali setahun.

Baca juga: Indonesia Bujuk Jepang Buka Penempatan Pekerja Migran Sektor Pariwisata

Padahal, Indonesia memiliki pariwisata yang potensial untuk dikunjungi. Oleh sebab itu, InJourney bersama Kementerian Pariwisata terus mendorong agar wisatawan domestik bisa dimaksimalkan hingga mendekati 5 kali setahun.

"Potensial wisatawan nusantara dapat dimaksimalkan hingga 5 kali mendekati China. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan hingga 5 kali, akan mendorong dampak ekononi langsung pada kisaran Rp 3.281,7 triliun atau setara 18,4 persen dari PDB," kata Herdy.

Herdy mengungkapkan, target tersebut bisa terus didorong di tahun 2023. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pariwisata kreatif yang beragam dan bisa dikembangkan lebih maksimal. Seperti gelaran event-event international yang dikemas secara lebih menarik.

"Salah satunya dengan mengintegrasikan event-event yang ada di Indonesia, sehingga masyarakat bisa melihat setiap bulannya, event-event mana yang menarik," jelasnya.

Baca juga: Luhut Minta Kementerian dan Lembaga Berpikir Out of The Box Promosikan Pariwisata RI

Dalam kaitannya dengan persiapan Natal dan Tahun Baru, InJourney memastikan tersedianya akomodasi dan infrastriktur yang memadai bagi masyarakat untuk liburan. Seperti, ketersediaan 30 hotel dengan 3.629 kamar. Kemudian, lokasi-lokasi pariwisata seperti TMII hingga Borobudur.

"Total pemesanan (hotel) untuk tahun baru sudah mencapai 50 persen, dan ini diharapkan bisa terus bertambah," jelasnya.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengungkapkan, terdapat dua parameter yang ingin dicapai pada sektor pariwisata, yakni pemerataan ekonomi dan perolehan devisa di sektor pariwisata

Dony mengatakan, pihaknya bersama Kemenparekraf berupaya untuk mendorong pariwisata domestik, baik dari wisatawan domestik maupun luar negeri. Bagi wisatawan domestik, berwisata di Indonesia diharapkan dapat mendorong pemerataan ekonomi.

"Kalau orang berwisata, terjadi spending yang efeknya adalah pemerataan ekonomi di daerah wisata dan menguranhi terjadinya devisa outflow. Bagitupun kita ajak orang luar negeri ke Indonesia, untuk meningkatkan pendapatan devisa kita di sektor pariwisata," tegasnya.

Baca juga: Sandiaga Bidik Nilai Investasi Pariwisata Tembus 8 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com