Kedua, improvement tersebut mampu meningkatkan produksi H2SiF6 yang setara dengan penghematan sekitar Rp3,7 miliar per tahun, serta menjadikan kandungan sludge atau endapan lumpur dan suspended solid produk asam fosfat lebih rendah. Sehingga dapat memperpanjang interval cleaning tangki asam fosfat (tank yard), membuat penghematan Rp333 juta per tahun.
Adapun keuntungan ketiga adalah, improvement yang dilakukan juga mendukung prinsip industri hijau. Di mana terdapat penurunan losses H2SiF6, sehingga beban kerja waste water treatment plant ikut menurun yang setara dengan penghematan sekitar Rp1,2 miliar per tahun.
"Petrokimia Gresik pada setiap inovasinya tidak hanya berpikir efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis semata, tapi juga memprioritaskan dampak positifnya bagi lingkungan," ucap Dwi Satriyo.
Berkat improvement pada proses produksi tersebut, membuat Petrokimia Gresik berhasil meraih penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI. Penghargaan secara simbolis diterima langsung oleh Dwi Satriyo yang diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi di Jakarta, baru-baru ini.
"Dalam melakukan improvement teknologi proses ini, kami banyak mengandalkan sumber daya internal Petrokimia Gresik, sehingga memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang cukup tinggi. Semoga dengan adanya inovasi ini, dapat semakin mengoptimalkan kami dalam menghadirkan solusi agroindustri serta menyokong kemajuan industri nasional," tutur Dwi Satriyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.