Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Potensi Resesi 2023, Sandiaga Ubah Fokus Pengembangan Parekraf

Kompas.com - 10/01/2023, 17:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan menyesuaikan strategi pengembangan pasar wisatawan mancanegara (wisman) Indonesia di tengah ancaman resesi ekonomi dunia tahun ini yang diprediksi akan mempengaruhi sejumlah negara pasar.

Sandiaga mengatakan, ada tiga lokomotif ekonomi dunia yang sudah terpetakan akan menghadapi resesi sehingga ekonominya melambat, yakni Amerika Serikat, China, dan negara-negara Eropa.

"Tentunya ini akan berdampak terhadap pengeluaran masyarakatnya terutama di sektor pariwisata. Oleh karena itu kami langsung melakukan penyesuaian dari segi fokus untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya wisatawan mancanegara," kata dia dalam siara pers, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Hari Kejepit Diusulkan Jadi Hari Libur Nasional agar Makin Banyak Warga RI Berwisata

Negara dengan kunjungan wisman besar ke RI

Ia menambahkan, penyesuaian fokus akan diarahkan kepada negara yang menjadi pasar besar.

Misalnya negara yang saat ini jumlah kunjungan wisatawannya ke Indonesia menunjukkan peningkatan yang luar biasa, seperti India, Australia, dan Selandia Baru.

"Juga Malaysia dan Singapura yang masih terus bertumbuh," imbuh Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga Uno: Jumlah Wisman Naik 228 Persen, Ciptakan Lapangan Kerja yang Luas

Data wisman 2022

Berdasarkan data, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia periode Januari hingga November 2022 mencapai 4,58 juta kunjungan, atau naik 228,30 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2021.

Dari jumlah tersebut, berdasarkan kebangsaan jumlah wisman dengan kunjungan tertinggi adalah Malaysia dengan 876.475 kunjungan, Timor Leste 628.471 kunjungan, Australia 552.216 kunjungan, Singapura 486.295 kunjungan, serta India 218.417 kunjungan.

Baca juga: Turis Asing Melonjak Hampir 2.000 Persen, Terbanyak dari Australia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com