Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai PHK Berlanjut, Simak 5 Perusahaan Teknologi Dunia yang Pangkas Jumlah Karyawan

Kompas.com - 12/01/2023, 14:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki pertengahan bulan Januari 2023, badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlanjut.

Beberapa perusahaan teknologi dunia mengumumkan akan melakukan PHK massal kepada karyawannya.

Terkini, anak usaha Alphabet yang juga induk dari Google bernama Verily mengumumkan akan melakukan PHK massal terhadap 15 persen atau sekitar 240 karyawannya.

Sebelumnya, Amazon juga diketahui bakal melakukan PHK kepada sekita 18.000 keryawannya. Sedangkan induk perusahaan TikTok, ByteDance yang bermarkas di China juga melakukan PHK massal.

Dua perusahaan lainnya, yakni Vimeo dan Salasforce juga diketahui akan memangkas kurang lebih sebanyak 10 sampai 11 persen dari total karyawannya.

Baca juga: Badai PHK Berlanjut, Kali Ini Terjadi di Anak Usaha Alphabet

Berikut ini daftar perusahaan teknologi dunia yang mengumumkan akan melakukan PHK di awal tahun 2023 ini.

1. Verily

Anak usaha perusahaan teknologi Aphabet Inc yang bergerak di bidang penelitian kesehatan ini berencana memangkas 15 persen dari total karyawannya di awal 2023.

Mengutip CNBC, dalam email yang dikirimkan perusahaan kepada karyawan pada hari Rabu (11/1/2023), CEO Verily Stephen Gillett mengatakan perusahaan akan memberhentikan 15 persen stafnya dalam langkah restrukturisasi.

Adapun alasan PHK yang akan dilakukan kepada 240 karyawan tersebut, karena perusahaan berusaha untuk mandiri secara finansial dari perusahaan induk, Alphabet.

Sejak awal berdiri pada 2015, ini adalah PHK pertama yang menghantam perusahaan induk Google tersebut setelah gelombang PHK industri dan ketakutan akan resesi merebak.

Meskipun Google sejauh ini menghindari pemutusan hubungan kerja yang meluas seperti yang dilakukan BigTech lainnya yakni Meta, karyawan menjadi cemas karena mereka bisa menjadi karyawan yang akan di PHK berikutnya.

Beberapa proyek Verily di antaranya, lensa kontak yang dapat mendeteksi gejala diabetes, yang dihentikan pada tahun 2018, Project Baseline yakni upaya mengumpulkan data kesehatan dengan organisasi penelitian. Verily juga menyediakan platform pengujian Covid-19, yang sempat disorot oleh mantan Presiden Trump pada awal pandemi.

Baca juga: Badai PHK Berlanjut, Ini 4 Perusahaan Teknologi Dunia yang Pangkas Karyawannya

 


2. Amazon

Dilansir dari CNN, Amazon berencana memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan karena prospek ekonomi global terus memburuk.

CEO Amazon Andy Jassy mengatakan, pemutusan hubungan kerja (PHK) ini akan berdampak pada beberapa tim misalnya departemen sumber daya manusia dan Toko Amazon.

"Di antara PHK yang kami lakukan pada bulan November, kami umumkan hari ini, kami berencana untuk mem-PHK lebih dari 18.000 pegawai," tulis Jassy.

Seperti telah diberitakan, jumlah itu sebenarnya naik dari laporan bulan November lalu yang disebut hanya akan memangkas 10.000 karyawan.

Jumlah ini juga menjadi PHK terbesar sepanjang sejarah berdirinya Amazon.

Adapun jumlah 18.000 karyawan yang akan di-PHK itu kurang lebih merepresentasikan 1,2 pesen dari total karyawan Amazon secara global. Gelombang PHK ini mulai dilakukan sejak November lalu dan akan dilanjutkan mulai 18 Januari 2023.

Amazon dan perusahaan teknologi lainnya secara signifikan meningkatkan perekrutan selama beberapa tahun terakhir karena pandemi mengubah kebiasaan konsumen ke arah e-commerce.

Sekarang, banyak dari perusahaan teknologi yang tampaknya tidak tersentuh ini mengalami pukulan telak dan memberhentikan ribuan pekerja karena orang kembali ke kebiasaan pra-pandemi dan kondisi ekonomi makro memburuk.

Baca juga: Amazon Bakal PHK Lebih dari 18.000 Karyawan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com