Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandawa Agris Siapkan Lebih dari 250 Ton Beras untuk Diserap Bulog

Kompas.com - 18/01/2023, 20:39 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog disebut akan menyerap beras hasil petani yang dikelola oleh perusahaan Pandawa Agri Indonesia (PAI) sebanyak lebih dari 250 ton selama 2023.

CEO and Founder Pandawa Agri Indonesia (PAI) Kukuh Roxa mengatakan, jumlah itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyerapan Bulog selama tahun lalu, yang tiap bulannya menyerap 13-18 ton.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Bulog.Tahun lalu kami coba (salurkan) volume per bulan 13-18 ton dan tahun ini kami log lebih dari 18 ton per bulan. Setahun bisa lebih dari 250 ton," ujarnya saat jumpa pers virtual, Rabu (18/1/2023).

Lebih lanjut Kukuh mengatakan, penyerapan beras petani lokal ini dilakukan untuk penyediaan beras bagi aparatur sipil negara (ASN) Bulog NTT maupun ASN Bulog Bajawa.

Baca juga: Menyoal Lonjakan Harga Beras hingga Presiden Jokowi Tegur Bulog

Dengan begitu kata dia, hal tersebut menjadi bentuk komitmen dari perusahaannya untuk bisa menjaga distribusi beras petani lokal dari hulu ke hilir.

Selain itu menjadi salah satu strategi dari PAI ketika memasuki musim panen raya padi yang diperkirakan pada Februari hingga April 2023 mendatang.

"Dari awal itu fokus kami, ketika petani lagi panen kita sudah siap pasok dan kita kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan ke Bulog daerah. Kita pilih jenis berasnya untuk kolaborasi yang mana. Bahkan Bulog sendiri sangat semangat dengan kolaborasi ini, hasil petani apalagi yang bisa dikontribusikan PAI," ungkap Kukuh.

Dalam kesempatan ini, Kukuh juga menjelaskan bagaimana perusahaannya mendukung upaya percepatan mewujudkan pertanian ramah lingkungan atau berkelanjutan di Tanah Air, sejalan dengan target pemerintah untuk dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 31,89 persen dengan usaha sendiri.

Kukuh menuturkan, perusahaannya telah melakukan inovasi dalam pengembangan produk pengurang pestisida (reduktan pestisida).

"Pengurangan penggunaan pestisida dengan reduktan yang kami lakukan ini telah berkontribusi dalam mengurangi hampir 5.000 ton emisi karbondioksida," jelasnya.

Selain itu pihaknya juga mencatat perusahaanya telah kontribusi dalam mengurangi lebih dari 1,5 juta liter penggunaan pestisida di lebih dari 2 juta hektare lahan perkebunan di Indonesia dan Malaysia.

Dari angka tersebut, lanjut dia, lebih dari 16.500 pekerja semprot dan petani telah terhindar dari paparan berlebih bahan kimia berbahaya yang berasal dari pestisida.

"Berawal dari inovasi ini kami berkomitmen membantu para pelaku usaha pertanian untuk mewujudkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, aman bagi pengguna, dan juga hemat biaya," pungkasnya.

Baca juga: Ditugaskan Serap Beras Lokal 2,4 Juta Ton, Bos Bulog: Kalau Sudah Ada Penugasan Ya Kita Ambil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com