Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Tolak Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara, Dirut PT BIBU: Saya Melihat Beliau Khawatir, Bukan Menolak

Kompas.com - 19/01/2023, 11:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku menolak rencana pembangunan Bandara Bali Utara yang berlokasi di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Dilansir Regional Kompas.com, menurut presiden ke-5 RI ini, keberadaan bandara tersebut bisa menyingkirkan keberadaan masyarakat lokal dan hanya menguntungkan para investor pariwisata.

"Waktu mau dibangun (bandara) lagi di Buleleng, saya kan bilang gitu, keluarga besar saya itu di sana, mau dibikin lapangan terbang, ngamuk saya. Saya panggil Pak Koster, enak aja ku bilang, hanya untuk nguntungin pariwisata. Enggak," kata Megawati saat memberikan pengarahan dalam kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Bendungan Tiro hingga Bandara Bali Utara Dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo menilai, Megawati tidak menolak rencana pembangunan Bandara Bali Utara tersebut, melainkan khawatir karena belum mendapatkan penjelasan secara utuh.

"Saya melihat ini bukan menolak tetapi ini lebih khawatir, beliau (Megawati) menurut saya belum mendapatkan gambaran utuh soal pembangunan Bandara Bali Utara," kata Erwanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Erwanto mengatakan, pembangunan Bandara Bali Utara berbeda dari bandara lain karena dibangun di pesisir Pantai Kubutambahan.

Ia memastikan pembangunan bandara tidak menggangu lahan produktif, situs sejarah, dan tempat ibadah.

Baca juga: Kontrak Outsourcing, Diciptakan Megawati, Diperbarui Jokowi

"Semua lahan di Bali itu banyak sekali puranya, situsnya, kita enggak mungkin buat runway lurus 3,7 km tanpa kena pura, tanpa situs, itu situasi yang pertama. kedua kami tidak ingin mengganggu lahan produktif," ujarnya.

Erwanto berharap dapat bertemu dengan Megawati untuk memberikan penjelasan utuh terkait pembangunan bandara tersebut.

Ia yakin, pembangunan Bandara Internasional Bali Utara ini akan mengimbangi Bandara Ngurah Rai Bali yang diperkirakan tak mampu menampung penumpang pada 2026 mendatang.

"Saya berharap sekali kalau ada waktu saya bisa sowan ke beliau (Megawati), saya jelaskan karena ini sudah dikaji betul bahwa Bandara Bali Selatan (Ngurah Rai) itu pasti ada ambang batasnya untuk penuh, peak-nya mereka dan itu hitungan kajian dari perhubungan, dari kami, dari seluruh ahli penerbangan bahwa 2026 itu mereka akan penuh itu," tuturnya.

"Dan ini akan meratakan ekonomi di Bali Utara dan Selatan. Utara sangat tertinggal," sambungnya.

Lebih lanjut, Erwanto mengatakan, pembangunan Bandara Bali Utara ini tidak menggunakan APBN, tetapi bersumber dari investor Eropa dan China.

Ia pun berharap peletakan baru pertama (groundbreaking) pembangunan Bandara Bali Utara dapat dilaksanakan pada tahun ini.

"Groundbreaking targetnya 2023, karena 3 tahun kalau 2023, mulai 2026 itu sudah selesai satu runway kita akan buat dua runway tetapi untuk operasional 2026 itu bisa selesai satu runway. Ini sesuai dengan perhitungan di Selatan sudah penuh peak-nya," ucap dia.

Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi Meningkat, Microsoft Bakal PHK 10.000 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com