Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Gautam Adani? Orang Kaya Dunia yang Kehilangan Rp 1.600 Triliun dalam Sekejap

Kompas.com - 08/02/2023, 14:09 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Miliarder asal India, Gautam Shantilal Adani yang merupakan pemilik Adani Group kini banyak dibicarakan lantaran kekayaannya yang turun signifikan dalam sekejap. Hal ini terjadi karena laporan penipuan penjualan saham yang dituduhkan kepadanya.

Mengutip BBC, Gautam Adani kehilangan kekayaannya sebesar 108 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.600 triliun (Kurs Rp 15.130!per dollar AS). Ia bahkan terdepak dari 20 besar deretan orang terkaya di dunia.

Padahal, Adani sempat menempati posisi orang terkaya di dunia ketiga setelah Bernard Arnault dan Elon Musk.

Baca juga: Kasus Manipulasi Saham Gautam Adani yang Jadi Sorotan Jokowi

Nilai pasar Adani Group India anjlok setelah sebuah perusahaan investasi AS Hindenburg Research membuat tuduhan penipuan terhadapnya.

Hal tersebut bermula dua pekan lalu, saat konglomerat port-to-energy yang mengoperasikan tujuh perusahaan publik memiliki valuasi gabungan sebesar 220 miliar dollar AS berencana melakukan penjualan saham.

Hindenburg Research menuduh grup tersebut melakukan manipulasi saham dan penipuan akuntansi, sehingga membuat valuasinya hanya bernilai hampir setengahnya. Namun, pihak Grup Adani membantah tuduhan tersebut, dan memastikan bahwa rencana perusahaan tidak mengalami perubahan.

Pada hari Senin, grup tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan membayar pinjaman di muka senilai 1,1 miliar dollar AS, yang diambil dengan menggunakan saham sebagai jaminan, sebelum jatuh tempo tahun depan.

Gautam Adani (60) merupakan pendiri dan ketua Grup Adani, salah satu konglomerat bisnis terbesar di India. Saat masih kecil, Adani sempat putus sekolah dan dia bekerja di toko tekstil ayahnya, hingga mampu mendirikan bisnis perdagangan komoditas pada tahun 1988.

Adani Grup merupakan operator bandara terbesar di India dan juga mengendalikan Pelabuhan Mundra di negara bagian asal Adani, pelabuhan swasta terbesar di negara itu. Adani juga memiliki tujuh anak perusahaan yang terdaftar di bursa saham India.

Grup Adani juga memiliki tambang batu bara yang berada di Australia hingga tambang Carmichael. Selama bertahun-tahun, Adani Grup telah berkembang melalui akuisisi dan kolaborasi.

Awal tahun ini, atau hanya beberapa hari sebelum tuduhan Hindenburg Research dilayangkan, Adani memimpin konsorsium yang membeli pelabuhan Haifa Israel. Tahun lalu, raksasa Prancis TotalEnergies SE dan Grup Adani setuju untuk menginvestasikan 5 miliar dollar AS untuk memproduksi hidrogen hijau di India.

Tak sampai di situ Adani Group juga bekerja sama untuk produksi semen terbesar kedua di India setelah membeli aset perusahaan Swiss Holcim di India senilai 10,5 miliar dollar AS.

Baca juga: Cegah Skandal Gautam Adani Terjadi di Indonesia, BEI Antisipasi Praktik Saham Gorengan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com