Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala LKPP soal Dana Pembangunan IKN: Kalau Andalkan APBN Pasti Pusing Tujuh Keliling

Kompas.com - 10/02/2023, 05:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengatakan, untuk menyelesaikan tahap awal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang ditargetkan pada 17 Agustus 2024, perlu adanya dukungan yang diberikan oleh semua pihak.

Saat ini, LKPP telah melakukan upaya-upaya percepatan, khususnya terkait pembiayaan pembangunan IKN yang diyakini akan sangat berat jika hanya bersumber dari anggaran pemerintah. Hal ini dia sampaikan dalam Peluncuran serta Sosialiasi Bersama Peraturan Pelaksanaan Skema KPBU di IKN, Kamis (9/2/2023).

"Kalau hanya mengandalkan APBN pasti akan pusing tujuh keliling. Sehingga dalam struktur pembiayaan diharapkan ada peran swasta. Dimana kemudian ditetapkan skema pembiayaan KPBU, atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Pabrik Daur Ulang Sampah Plastik Bakal Dibangun di IKN, Luhut: Siapa Saja Kita Libatkan

Kemudian, LKPP menerbitkan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 1 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha Melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha di Ibu Kota Nusantara.

"Dalam peraturan LKPP ini terdapat beberapa inovasi baru yang digagas untuk dapat terwujud proses pengadaan yang lebih cepat, mudah, dan sederhana. Serta kami juga kedepankan pemakaian produk dalam negeri dan keterlibatan pelaku usaha mikro, kecil, dan koperasi," jelas Hendi.

Menurut mantan Wali Kota Semarang ini, pemindahan Ibu Kota Negara dapat memiliki manfaat yang sangat besar bagi Indonesia.

Baca juga: Kementerian PUPR: Pembangunan Jalan di IKN Nusantara Tidak Undang Investor


"Satu, dari sisi ekonomi, pemerataannya akan berjalan, yang dulu hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya Jakarta, nanti pasti akan terbagi. Kedua, terkait kualitas hidup masyarakat pasti akan bisa lebih baik lagi, karena saat ini sekitar 56 persen populasi Indonesia ada di Pulau Jawa, jadi sudah sangat tidak berimbang," sebut Hendi.

"Sehingga kehadiran IKN Nusantara ini akan mampu mendistribusikan sebagian populasi untuk kemajuan Indonesia," sambungnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menuturkan, adanya skema KPBU tersebut dapat membuka kesempatan swasta untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN.

"Setelah Bapak Presiden Jokowi melakukan market sounding, ketertarikan investor meningkat hingga 44 kali lipat, sehingga dari lahan yang ditawarkan sejumlah 38 hektar (ha) di kawasan inti pemerintahan pusat (KIPP), menjadi 1.693 hektar," kata Ali.

Baca juga: Kepala Otorita: Ada Investor yang akan Berinvestasi untuk Pembangunan IKN di Kuartal II-2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com