JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten sektor teknologi berpotensi untuk bangkit pada tahun ini, seiring dengan semakin dekatnya puncak kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
Akan tetapi, perusahaan jasa keuangan global JP Morgan menilai, momentum kebangkitan itu baru akan dirasakan oleh emiten teknologi setelah memiliki rencana untuk mencetak profitabilitas yang jelas.
Head of Indonesia Equities Research JP Morgan Henry Wibowo mengatakan, saat ini investor tidak lagi tertarik untuk melihat margin kontribusi dan volume barang dagangan kotor atau gross margin volume (GMV).
Baca juga: Bersiap IPO, Arsy Buana Travelindo Bidik Dana Segar Rp 99,6 Miliar
Menurutnya, saat ini investor ingin perusahaan teknologi memiliki peta menuju profitabilitas dan menjabarkannya ke investor.
"Kita ingin tahu secara detail mereka bisa achieve profitability dan harus jelas, sekarang orang maunya EBITDA," kata dia, di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
"Orang udah enggak mau lihat contribution margin, GMV. Orang mau lihatnya EBITDA, abis EBITDA orang mau tahu kapan net profit positif," tambahnya.
Oleh karenanya, perusahaan teknologi dinilai perlu mencari cara untuk mendongkrak commission rate atau tingkat komisi yang merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan teknologi.
Baca juga: BI Luncurkan Term Deposit Valas DHE, Bikin Eksportir Parkir Dollar di RI
Di sisi lain, perusahaan teknologi perlu memperbaiki beban keuangan dengan mengurangi diskon atau insentif, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan EBITDA positif.
"Setidaknya sekarang sudah ada tiga perusahaan teknologi yang menargetkan EBITDA positif di kuartal IV-2023. Ada Grab, GoTo, Bukalapak," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie bilang, dalam 6 tahun terakhir perusahaan teknologi bisa mendapatkan likuiditas yang banyak dan murah.
Namun, dengan semakin ketatnya likuiditas untuk perusahaan teknologi saat ini, investor semakin menekankan pentingnya profitabilitas.
"Investor, banks, analis sudah paham bahwa kita dapatkan revenue tanpa ada profitability ujungnya berbisnis enggak bisa," ucapnya.
Baca juga: Ekonom: Peristiwa Pejabat Kemenkeu yang Pamer Harta Bisa Menurunkan Target Rasio Pajak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.