Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Jelang Lebaran Tren Penipuan Social Engineering Meningkat

Kompas.com - 09/03/2023, 09:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tindak kejahatan social engineering (soceng) kerap terjadi. Namun trennya diperkirakan akan meningkat menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Bagi yang belum tahu, rakayasa sosial atau social engineering adalah penipuan yang memanipulasi psikologis korban agar bersedia membocorkan data pribadi. Umumnya tindak kejahatan ini mengincar nasabah perbankan.

Modus soceng ini beragam, mulai dari berpura-pura sebagai kurir paket yang mengirimkan link resi, petugas customer service bank, mengirim surat undangan pernikahan, hingga upgrade nasabah prioritas.

Apapun modusnya, tujuan penipu hanya ingin mengetahui data pribadi korban berupa PIN, password, kode OTP, dan data lain yang diperlukan penipu untuk membobol akun rekening korban.

Baca juga: Awas Modus Penipuan Soceng, Simak Tips dari OJK

Executive Vice President Center of Digital PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Wani Sabu mengatakan, pihaknya menerima sekitar 1.500 pengaduan dari nasabah per bulan terkait penipuan social engineering ini.

"Ada 1.500 nasabah yang melapor dalam satu bulan. Tapi bukan masalah rekening banknya dipakai, tapi dia tertipu entah transfer ke bank lain, entah transfer ke e-commerce," ujarnya dalam acara Prima Talk di Brewerkz Senayan City, Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Dia mengungkapkan, berdasarkan tren tahunan, pada 2021 penipuan soceng meningkat karena penipu memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Namun pada 2022 sedikit menurun dan hingga kini masih dalam posisi menurun.

Namun, dia memprediksi saat menjelang lebaran tren kejahatan soceng ini akan meningkat karena penipu memanfaatkan antusiasme masyarakat yang banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.

"Jadi kalau kita lihat, ada masanya kapan dia meningkat. Nah kalau menjelang lebaran, itu memang tingkat kejahatannya untuk social engineering itu meningkat," ucapnya.

Dia menjelaskan jelang lebaran atau hari besar keagamaan lainnya, masyarakat cenderung akan lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli sepatu, pakaian, handphone, kue lebaran, hingga mobil baru untuk mudik lebaran.

Melihat tren pembelian masyarakat inilah para pelaku memanfaatkan barang yang paling banyak diincar masyarakat sebagai pancingan untuk melancarkan aksi kejahatannya.

Baca juga: Waspada, 5 Barang Ini Kerap jadi Pancingan Penipu Social Engineering

"Itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku social engineering untuk memikat karena kita butuh sesuatu yang baru," jelas Wani.

Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk berhati-hati mengenali modus penipuan soceng ini menjelang lebaran. Terlebih jika dimintai data-data pribadi yang seharusnya hanya diketahui oleh diri sendiri.

Pasalnya, penipu social engineering memiliki beragam rekayasa penipuan agar korban mempercayai peran yang sedang dimainkan dan bersedia memberikan data pribadi.

"Jadi hati-hati pada saat belanja waktu online, belanja lewat sosial media itu harus hati-hati sekali," kata dia.

Wani mengungkapkan, para penipu soceng paling banyak menjual handphone, baju, mobil, tas, dan motor untuk memancing para korbannya.

"Kalau sekarang jualan apa yang paling banyak penipuannya? Peringkat pertama adalah HP, mungkin iPhone lagi keluarin iPhone 14 ya. Kedua, baju fashion mungkin karena mau lebaran banyak yang mau beli baju jadi penipuan belanja-belanja baju juga. Mobil, kan mau mudik perlu mobil baru dong. Kemudian tas dan motor," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Kejahatan Social Engineering dan Modus-modusnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com