Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Pekan IHSG Bergerak di Zona Merah, Rupiah Menguat

Kompas.com - 13/03/2023, 09:47 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (13/3/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada level 6.741,01 atau turun 24,28 poin (0,36 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.765,3.

Sebanyak 115 saham melaju di zona hijau dan 343 saham di zona merah. Sedangkan 270 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Masih Lesu, Simak Rekomendasi Sahamnya

Bursa Asia mixed dengan penurunan Strait Times 0,96 persen, dan Nikkei 3,2 persen. Sementara itu, Shanghai Komposit naik 0,22 persen, dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,89 persen.

Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu, merah dengan penurunan index Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,07 persen, S&P 500 melemah 1,44 persen, dan index acuan saham teknologi Nasdaq juga terkoreksi 1,76 persen.

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, setelah IHSG melemah di akhir pekan lalu, pada hari ini IHSG akan menguji resisten kembali pada level 6.828 karena membentuk candle hammer, dan mempertahankan posisinya di atas level terendah 8 Maret di 6.728.

"IHSG masih berpeluang mencapai target koreksi ideal di level 6.712 apabila tembus ke bawah 6.728. Level support IHSG berada di 6.742 - 6.617, sementara level resistennya di 6.828 - 6.968. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish," kata Ivan dalam analisisnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.03 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.435 per dollar AS, atau naik 15 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.450 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, sentimen Silicon Valley Bank menjadi salah satu kekhawatiran pasar keuangan global saat ini. Menurut Ariston, pasar masih mencermati peristiwa besar itu, apakah akan berdampak buruk ke perekonomian dan sistem keuangan global.

“Kekhawatiran ini mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko seperti rupiah. Tapi Di sisi lain, peristiwa ini memicu ekspektasi di pasar bahwa the Fed mungkin tidak akan menambah beban perekonomian AS dengan menaikan suku bunga lebih agresif pada rapat pekan depan,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, Fed Watch Tool CME menunjukkan probabilitas the Fed menaikan suku bunga sebesar 50 bp menurun dari sebelumnya 60 persen menjadi 18 persen. Ariston menilai hal ini bisa mendorong pelemahan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

“Dua faktor di atas bisa memberikan peluang penguatan rupiah bergerak terbatas terhadap dollar AS hari ini,” tambahnya.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa bergerak dengan potensi penguatan ke kisaran Rp 15.400 per dollar AS, dan untuk potensi pelemahan ke kisaran Rp 15.480 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Sepekan Melemah 0,71 Persen, Kapitalisasi Pasar Turun Jadi Rp 9.388 Triliun

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com