Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Global Cerah, IHSG dan Rupiah Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 17/03/2023, 09:55 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (17/3/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.21 WIB, IHSG berada pada level 6.632,66 atau naik 66,9 poin (1,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.565,72.

Sebanyak 315 saham melaju di zona hijau dan 128 saham di zona merah. Sedangkan 143 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 3,1 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia hijau dengan kenaikan Strait Times 0,5 persen, Nikkei 0,6 persen, Shanghai Komposit 1,01 persen, dan Hang Seng Hong Kong 1,2 persen.

Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis berakhir menguat, dimana Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,17 persen, dan S&P 500 menguat 1,7 persen, dan index acuan saham teknologi Nasdaq juga bertambah 2,4 persen.

Research Team Mirae Asset Sekuritas mengatakan, pada periode weekly, indikator MFI, dan indikator RSI optimized sudah berada di oversold area dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan supply berada atas level saat ini.

“Secara teknikal, koreksi indikator MFI optimized, dan indikator RSI optimized mulai terbatas dengan kecenderungan menguat. Indeks ini masih berada di bawah normal lower bands pada Bollinger Bands Optimized,” mengutip analisis Mirae Asset Sekuritas.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg, pukul 10.10 WIB rupiah bergerak pada level Rp 15.370 per dollar AS, atau naik 20 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15. 390 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan AS. Pelaku pasar juga berekspektasi the Fed tidak akan agresif lagi menaikan suku bunga acuannya. Di sisi lain, likuiditas tambahan yang diberikan untuk First Republic Bank memberikan sinyal ke pasar bahwa perbankan AS masih aman.

“Optimisme BI terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi Indonesia bisa menjaga kekuatan nilai tukar rupiah. Rupiah mungkin menguat tipis ke arah Rp 15.350 per dollar AS, dengan potensi pelemahan ke area Rp 15.420 per dollar AS,” kata Ariston.

Baca juga: Wall Street Menghijau, Saham First Republic Melonjak Hampir 10 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com