Saat air mulai kembali ke tarian normalnya, orang-orang justru mencari konsep-konsep drama politik picisan lainnya untuk diributkan, sampai tarian air episode selanjutnya datang.
Hasilnya, bencana banjir tetap memiliki slot tayang di ruang publik kita karena persoalan utamanya tak pernah diselesaikan. Air dan banjir diperlakukan sebagai persoalan politik picisan, tak pernah diperlakukan sebagaimana semestinya air dalam kadar naturalnya.
Begitu pula dengan lautan. Sampah-sampah dari sungai berlabuh ke lautan. Aneka rupa plastik ikut berenang bersama ikan-ikan laut.
Di sisi lain, reklamasi lebih menarik dibahas sebagai solusi ekonomi atas berbagai persoalan yang muncul akibat masalah ekonomi di daratan.
Laut Jakarta nyaris saja dipermak menjadi pulau-pulau buatan di mana ribuan orang akan berpesta di dalam bangunan-bangunan modern di atasnya.
Naasnya, bersebelahan dengan lokasi tersebut, nelayan pelan-pelan tapi pasti mulai putus asa dengan profesinya.
Ikan-ikan mulai menjauhi para nelayan. Salah satu sumber nutrisi dari lautan tersebut semakin sulit didapatkan.
Kehidupan mulai tak berpihak kepada pada nelayan, ekonomi makin sulit, dan masa depan anak-anak mereka mulai dipertaruhkan, tapi belum jelas siapa yang siap untuk bertanggung jawab.
Ketika beberapa proyek reklamasi dimulai tahun 2015 lalu, ratusan nelayan mulai tak bisa lagi melaut karena mereka tak memiliki kapal yang memadai untuk melaut lebih dari lima miles dari pantai.
Sementara itu, dengan hadirnya proyek-proyek reklamasi, nelayan diwajibkan untuk melaut lebih jauh dari pantai, sekitar 10 miles ke atas.
Walhasil, menurut Komite Nelayan Tradisional Indonesia ketika itu, pendapatan para nelayan anjlok karena beralih profesi menjadi pemulung dan pekerjaan tanpa skill lainnya di kota. Untungnya, proyek semacam itu mulai dihentikan oleh pemerintah.
Namun seiring dengan itu, kampung-kampung mereka juga mulai bertekuk lutut kalah. Sejengkal demi sejengkal dijajah dan ditaklukkan oleh modernitas.
Sampai akhirnya tertimpa bangunan berupa apartemen, perumahan tepi pantai mewah, resort kelas atas, atau Marina tempat kapal-kapal pesiar berlabuh.
Bandingkan dengan Kota Besar seperti New York di Negeri Paman Sam sana. Kalau Anda pernah jalan-jalan ke pulau-pulau di sekitaran kota tersebut, Anda akan menemukan pemandangan yang sangat berbeda di sana.
Lautannya bersih, biota lautnya terlihat cukup terjaga. Oleh karena itu, tak butuh lama kail pancing Anda disambar oleh ikan.