Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap "Go Public", Merdeka Battery Materials Tetapkan Harga IPO Rp 795 Per Saham

Kompas.com - 12/04/2023, 14:40 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha Merdeka Copper Gold (MDKA), yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) tengah bersiap melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan menetapkan harga per saham Rp 795 per lembar.

Perusahaan yang fokus dalam pembuatan baterai kendaraan bermotor listrik itu telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan proses pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"MBMA menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 795 per saham. Harga IPO tersebut merupakan level tertinggi dari penawaran saham IPO MBMA yang ditetapkan pada rentang harga Rp 780 – Rp 795 per saham," kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Anak Usaha Bidang Baterai MDKA Bakal IPO, Bidik Dana Segar Rp 9,62 Triliun

MBMA akan menawarkan sebanyak 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.

Dengan demikian MBMA berpotensi mengantongi dana segar sebesar Rp 8,75 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham sekitar Rp 85 triliun. Penawaran umum perdana saham akan berlangsung pada 12-14 April 2023. Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 17 April dan pencatatan efek di bursa atau listing diperkirakan pada 18 April 2023.

"Besarnya penawaran saham yang masuk menandakan bahwa investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku Electric Vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh MBMA," jelas Devin.

Dalam IPO, MBMA telah menetapkan Penjamin Emisi Efek PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Macquarie Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, PT Aldiracita Sekuritas Indonesia dan PT Ciptadana Sekuritas Asia.

Baca juga: Harita Nickel Resmikan Smelter Feronikel, Kapasitas 780.000 Ton Per Tahun

 


Sebagai informasi, MBMA memiliki tambang dengan kandungan nikel terbesar di dunia yang dikelola melalui anak uaaha MBMA, PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Adapun kandungan nikel di tambang SCM mencapai lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1 juta ton kobalt pada kadar 0,08 perse Co.

Kapasitas produksi tambang SCM tersebut diperkirakan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024 dan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku nikel hingga 20 tahun ke depan.

"Untuk mengoptimalkan aset strategis tersebut, MBMA akan terus membangun dan mengembangkan berbagai infrastruktur yang merupakan rantai nilai hilirisasi nikel hingga menjadi bahan baku EV battery," lanjut Devin.

Pengoperasian dan pengembangan berbagai proyek strategis tersebut juga melibatkan berbagai grup bisnis yang merupakan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, seperti grup Tsingshan, Huayou, serta CATL.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com