Kondisi ini diperparah dengan belum optimalnya kehadiran negara, baik itu pemerintah pusat, maupun daerah. Visi dan orientasi pembangunan pemerintah, khususnya bagi pengembangan entrepreneurship terlihat belum jelas.
Ada banyak contoh tidak relevannya potensi daerah dengan kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang dibuat di daerah itu. Belum lagi soal universitas atau perguruan tinggi bergengsi masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera.
Sementara daerah semisal kepulauan Maluku yang kaya akan sumber daya laut, justru belum memiliki sekolah atau institute kelautan dengan standar tinggi, yang punya kaitan langsung dengan pengembangan teknologi dan industri kelautan.
Menyikapi realitas yang ada, bangsa ini perlu paradigma baru, kemudian dimotori oleh anak-anak muda.
Belajar dari pencapaian China, tentu menjadi entrepreneur dengan fokus pada pengelolaan potensi daerah, bukan saja merupakan pilihan, tapi kewajiban.
Paradigma baru itu adalah generasi muda secara kolektif menjadi satu gelombang entrepreneurs, dan itu harus dimulai oleh generasi terpelajar saat ini. Ada banyak hal yang tentu saja bisa dikerjakan, sehingga punya nilai tambah secara ekonomis.
Seluruh potensi alam di Tanah Air sesungguhnya adalah peluang bisnis, selama ada kemauan yang kuat dari generasi muda, serta sokongan dari pemerintah dan juga swasta yang telah mapan. Melalui pendidikan, pelatihan, permodalan dan mempersiapkan akses terhadap pasar.
Begitu pula dengan universitas dan lembaga-lembaga pendidikan yang ada, mesti diarahkan untuk menjawab kebutuhan pengelolaan sumber daya alam, serta meningkatkan inovasi dan kreativitas generasi muda. Semua upaya yang ada mesti dilakukan dengan simultan, saling menopang dan mendukung.
Generasi hari ini tentu tak mau hanya sekadar membaca sejarah, tapi juga mampu menorehkan atau mencatat sejarah.
Tercatat sebagai generasi yang sanggup mengubah tantangan menjadi peluang, dan mengelola potensi negara atau daerah sebagai tulang punggung ekonomi, melahirkan perubahan sosial, menuju Bangsa yang maju dan sejahtera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.