JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kebijakan Perdata (BKPerdag) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengungkapkan, salah satu dampak dari adanya ancaman El Nino yang dapat memicu kekeringan dan kemarau panjang adalah adanya penurunan produksi terhadap sejumlah komoditas pangan salah satunya sawit.
Oleh sebab itu untuk mengatansipasi penurunan produksi sawit yang bisa menimbulkan efek domino yakni terjadinya kelangkaan minyak goreng, pemerintah sudah memiliki kebijakan baik itu memantau harga hingga menurunkan besaran target domestic market obligation (DMO) atau kewajiban pasok dalam negeri untuk program minyak goreng rakyat semula 450.000 ton per bulan menjadi 300.000 ton per bulan.
Adapun kebijakan ini berlaku mulai 1 Mei 2023 mendatang.
"Tentu dampak dari El Nino yang kita antisipasi itu penurunan produksi, ini juga sudah terinfo dari Gapki bahwa ada sedikit penurunan," ujarnya saat jumpa pers, Kamis (27/4/2023).
"Itu juga menjadi bagian kita mengantisipasi untuk kebutuhan di dalam negeri, karena adanya pertimbangan kita juga. Kondisi hak ekspor yang ada saat ini masih cukup untuk teman-teman para produsen atau eksportir melakukan kegiatan ekspornya, dari hak ekspor yang ada saat ini maupun dari yang jumlah deposito akan dicairkan secara bertahap selama 9 bulan," sambung Kasan.
Baca juga: Per 1 Mei, DMO Minyak Goreng Jadi 300.000 Per Bulan
Untuk itu, Kasan mengatakan, pihaknya akan tetap memonitor pergerakan pasokan, baik dari Kementerian Pertanian, Bapanas, dan juga utamanya Kemendag untuk memastikan pasokan pangan ke depannya.
"Adanya dampak dari El Nino itu tidak mempengaruhi terlalu signifikan kepada kenaikan dari harga pangan yang kita konsumsi," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, ada dua posisi yang telah diatur pemerintah dalam rangka mengantisipasi ancaman El Nino yakni posisi hulu dan hilir.
"Pertama, di sisi hulu mereka harus meningkatkan produksi, mengantisipasi dengan berbagai cara dan itu adalah wilayah di teman-teman Kementan dan teman-teman di (kementerian) perindustrian," ujar Ketut.
Baca juga: Ramadhan 2023, Kemendag Jamin Minyakita Tidak Langka
Namun di sisi hilir, pihaknya harus melakukan langkah-langkah penguatan stok dan penguatan cadangan pemerintah.
"Artinya begini, dalam UU pangan nomor 18 tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam," jelasnya.
"Kalau El Nino dampaknya apa? Bisa gejolak harga, bisa kekurangan pasokan dan sebagainya," ucap Ketut.
Baca juga: Di Hadapan Komisi VI DPR, Mendag Sebut Minyakita Terlalu Sukses
Oleh itu, dalam rangka menjaga pasokan dan stabilisasi harga, badan pangan sudah menetapkan cadangan pangan khususnya minyak goreng ini di tahap awal sebanyak kurang lebih 100.000 ton.
"Ini kita perintahkan kepada Bulog dan ID food untuk menyiapkan cadangan pangan tersebut dan akan digunakan dalam rangka stabilisasi pasokan maupun harga," kata Ketut
Pada tahap awal 100.000 ton, lanjut dia, tahap berikutnya akan ditingkatkan menjadi 200.000 atau 300.000 ton.
"Selanjutnya kita berharap bulog bisa menjadi D1 bukan D2, sehingga mendapat harga yang wajar pada distribusinya, karena Bulog memiliki jangkauan yang luas, maka Bulog akan lebih bisa melakukan pengendalian harga. Oleh karena itu, kita akan perkuat Bulog dan ID food dalam rangka distribusi minyak goreng juga, minyak goreng Minyakita, maupun minyak goreng curah," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.