JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar aset kripto tampak redup pada pagi ini, Selasa (2/5/2022). Melansir Coinmarketcap pagi ini, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Nilai mata uang kripto paling berkabut adalah, Bitcoin (BTC) yang ambles 4,2 persen pada level 28.077 dollar AS atau Rp 412 juta (kurs Rp 14.674 per dollar AS). Kemudian, Solana (SOL) pada level 21,9 dollar AS atau terjun 4,06 persen, dan Binance Exchange (BNB) yang melemah 3,6 persen pada posisi 327,09 dollar AS.
Pelemahan dilanjutkan oleh Polygon (MATIC) yang turun 2,8 persen di level 0,9 dollar AS, Ether melemah 2,7 persen pada posisi 1.834 dollar AS, dan Cardano (ADA) turun 2,5 persen pada posisi 0,38 dollar AS. Selanjutnya Ripple (XRP) dan Dogecoin (DOGE) juga masing-masing melemah 1,6 persen dan 1,3 persen di posisi 0,46 dollar AS dan 7 sen.
Baca juga: Mengenal Pola Candlestick dalam Trading Kripto
Pagi ini stablecoin atau mata uang kripto golongan mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS, seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) juga bergerak melemah. USDT turun 0,03 persen di level 1 dollar AS per coin, dan USDC terkoreksi 0,001 persen pada level 0,9 dollar AS per coin.
Mengutip Coindesk, bitcoin pada perdagangan pagi ini sempat anjlok 4,9 persen pada posisi 27.981 dollar AS per coin dalam 24 jam terakhir, sementara Ether turun 3,8 persen menjadi 1.824 dollar AS per coin.
Meskipun pelemahannya cenderung lambat dari 30.000 dollar AS per coin, salah satu pendiri dan CEO platform penelitian The Tie Joshua Frank menilai masih ada banyak indikator pasar positif untuk bitcoin.
“Dominasi kapitalisasi pasar Bitcoin (bisa) melonjak lagi, mendekati level tertinggi Juni 2020. Tetapi likuiditas tetap menjadi tantangan,” kata Frank.
"Saya pikir banyak institusi yang bersemangat tentang bitcoin. Saya pikir narasi risk-off beresonansi saat ini. Seperti yang terjadi pada tahun 2021," lanjutnya.
Frank mengungkapkan, satu masalah yang menjadi kekurangan pada Bitcoin adalah likuiditas. Saat ini, likuiditas tetap menjadi tantangan bagi pasar. Tetapi pergerakan harga Bitcoin juga mengarah pada kinerja bitcoin secara keseluruhan.
“Bitcoin mengungguli karena beberapa alasan, termasuk konsolidasi pasar, volume perdagangan yang rendah, dan ketidakpastian perbankan,” katanya.
“Dalam jangka pendek, bitcoin lebih berkorelasi dengan emas. Namun, dengan aturan AS kurang mendukung aset kripto, dapat berkontribusi terhadap likuiditas yang rendah,” lanjut Frank.
Baca juga: Tahun Depan, Harga Bitcoin Diprediksi Anjlok Lebih Dalam
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.