NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Kamis (11/5/2023) waktu setempat atau Jumat pagi WIB.
Pelemahan itu dipicu kebuntuan politik mengenai plafon utang Amerika Serikat (AS) yang memicu kegelisahan resesi di negara dengan konsumen minyak terbesar dunia itu.
Selain itu, pergerakan harga minyak dunia dipengaruhi pula data klaim pengangguran AS yang meningkat dan data ekonomi China yang melemahan sehingga membebani pasar.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 1,87 persen atau 1,43 dollar AS ke level 74,98 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,32 persen atau 1,67 dollar AS ke level 70,88 dollar AS per barrel.
Baca juga: Malapetaka jika AS Gagal Bayar Utang, Jutaan Pekerjaan Lenyap
Pada perdagangan kemarin, dollar AS naik ke level tertinggi sejak 1 Mei 2023 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, setelah rilis data klaim pengangguran AS baru-baru ini.
Klaim pengangguran AS meningkat menjadi 245.250 pada pekan yang berakhir 6 Mei 2023, naik dari 239.250 pada pekan sebelumnya.
Data klaim pengangguran yang meningkat itu memperkuat ekspetasi pasar bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bakal menghentikan tren kenaikan suku bunga, meski tidak mendorong ekspektasi potensi penurunan suku bunga di akhir tahun.
Greenback yang lebih kuat membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang launnya. Suku bunga yang lebih tinggi juga dapat membebani permintaan minyak karena meningkatkan biaya pinjaman dan menekan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Usai Rilis Data Inflasi AS
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak kongres untuk menaikkan batas utang federal sebesar 31,4 triliun dollar AS. Hal ini untuk mencegah gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan memicu penurunan ekonomi global.
"Ketidakpastian mengenai plafon utang AS, masalah perbankan baru-baru ini yang dapat mendorong krisis kredit di sebagian besar industri minyak, dan kemungkinan kuat berlanjutnya resesi, tetap menjadi hambatan signifikan bagi pasar minyak," kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC.
Sementara itu, kondisi ekonomi China, importir minyak mentah terbesar di dunia, turut mempengaruhi harga minyak dunia.
Pinjaman bank baru China anjlok jauh lebih tajam dari yang diharapkan pada April 2023, menambah kekhawatiran hilangnya kekuatan pemulihan ekonomi pasca-pandemi di negara tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.