Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Menata Ulang Bandara Internasional di Indonesia

Kompas.com - 01/06/2023, 13:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Untuk melaksanakan arahan tersebut, kemudian dimulai proses penataan ulang bandara internasional di Indonesia dengan mempertimbangkan perjanjian ASEAN Open Sky, lalu lintas perjalanan penumpang dan kargo luar negeri, serta pemerataan di Indonesia barat dan timur.

Dr. Hisar memaparkan bahwa memang dari 34 bandara internasional eksisting, ada 27 bandara yang sebenarnya perlu dipertimbangkan, apakah masih perlu menyandang sebagai bandara internasional atau cukup menjadi bandara domestik saja. Artinya hanya 7 bandara yang layak dipertahankan.

Ia telah mengevaluasi bandara-bandara tersebut berdasarkan 5 kriteria, yaitu konektivitas penerbangan; aksesibilitas bandara; fasilitas bandara; potensi wilayah; serta pertahanan dan keamanan.

Hasilnya, bandara yang layak dipertahankan menjadi bandara internasional hanya Bandara Kualanamu Deliserdang, Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Apa selanjutnya?

Jika melihat asal penumpang internasional ke Indonesia, dapat dirinci berasal tiga arah, yaitu dari arah Barat terdiri dari penumpang Eropa, Timur Tengah, USA, India dan sebagian ASEAN.

Arah selatan dari Australia dan Selandia Baru. Serta arah utara dari Jepang, China, Korea, Taiwan, Hongkong, Macau, Kanada dan sebagian USA dan ASEAN. Arah timur hampir tidak ada.

Dengan keberadaan bandara KLIA Malaysia dan Changi Singapura yang secara geografis berada sangat dekat, bahkan menempel di wilayah Indonesia barat, bisa dimaklumi jika banyak penumpang internasional yang transit di dua bandara tersebut sebelum ke Indonesia.

Hal ini juga karena berbagai layanan dari sisi amenitas, atraksi dan aksesibilitas yang lebih baik dibanding bandara-bandara internasional di Indonesia.

Sayangnya, adanya ketergantungan pada Malaysia dan Singapura, ternyata berpengaruh pada kondisi penerbangan internasional Indonesia, terutama di wilayah timur.

Semua bandara internasional di wilayah timur Indonesia seperti Bandara Pattimura Ambon, Frans Kaisiepo Biak, Mopah Merauke, serta Sentani Jayapura sampai saat ini tidak ada penerbangan internasional.

Jarak dari Singapura atau Kuala Lumpur ke Indonesia Timur sangat jauh dan waktu tempuhnya lama. Jika dari Jakarta ke Jayapura saja sudah 6-8 jam, tentu dari Singapura waktu perjalanannya bisa mencapai 8-10 jam.

Turis asing yang mau ke Papua atau Ambon, biasanya transit dulu di Jakarta, Makassar atau Denpasar Bali. Diperlukan keinginan dan kebutuhan yang kuat dari turis untuk berkunjung ke Maluku, Ternate, atau Papua.

Alhasil, pariwisata di Indonesia timur yang terkenal sangat indah pun sampai saat ini tidak bisa berkembang karena akses transportasi internasional terbatas, bahkan hampir tidak ada.

Jika kita ingin menata ulang bandara dan akses internasional, sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian.

Akses penerbangan internasional harus Indonesia sentris, bukan hanya Indonesia barat dan tengah saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com