Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Bangun Desa Wisata untuk Kesejahteraan Masyarakat

Kompas.com - 04/06/2023, 14:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, ada tiga hal yang harus dipahami dan dipersiapkan dengan matang oleh pengelola desa wisata dalam mengembangkan dan memajukkan desa wisata. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan lama kunjungan, jumlah belanja wisatawan, dan kesejahteraan masyarakat.

Pertama Angela menyampaikan, desa wisata harus diposisikan sebagai destinasi wisata. Artinya, pengembangan desanya memang diperuntukkan sebagai tujuan wisata yang bisa dikunjungi untuk tinggal atau bermalam di dalamnya, sekaligus mengenal lebih dalam hal adat istiadat masyarakat desa.

Ia mencontohkan, desa yang dibangun sebagai destinasi adalah Desa Wisata Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur. Walaupun perlu menempuh empat hingga enam jam perjalanan darat dan dua jam pendakian untuk tiba di desa Wae Rebo, tapi tidak menurunkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung, merasakan, dan melihat langsung adat-istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakat desa hingga kini.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Kunjungan Wisatawan ke Desa Wisata Naik 30 Persen

Ia bilangm tidak sedikit dari wisatawan yang bermalam di Mbaru Niang yaitu rumah adat Desa Wae Rebo berbentuk kerucut.

"Ini namanya desa wisata yang memang menjadi destinasi. Tidak semua bisa begini memang, harus ada keunikkan tersendiri dari desa tersebut yang bisa menjadi top of mind yang tidak ditemukan di manapun," kata Angela, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (4/6/2023).

Selanjutnya yang kedua adalah desa wisata yang menghadirkan beragam aktivitas ekonomi kreatif. Seperti aktivitas yang ada di Desa Giriloyo, Yogyakarta. Sebagai desa wisata yang lebih dikenal dengan kampung batik ini tersedia aktivitas membatik yang memberikan pengalaman baru bagi wisatawan.

"Saya kemarin ke Desa Giriloyo di Yogyakarta, nah itu desa batik. Kita belajar membatik di sana. Waktu itu saya cuma beberapa jam jadi hasil karya saya masih berantakan. Tapi saya yakin kalau kita beberapa hari di sana itu langsung kita bisa mempraktikkan dan kita bisa bawa pulang karyanya, kita bisa pakai batiknya," imbuh dia.

Lebih lanjut ia bilang, desa wisata harus berperan sebagai pemasok rantai pariwisata. Desa wisata yang mengedepankan agrowisata sebagai daya tarik utama bisa mengambil peran tersebut untuk menjalin kerja sama dengan industri hotel dan restoran untuk memenuhi kebutuhan mulai dari telur, sayur-sayuran, buah-buahan, hingga produk camilan UMKM.

Baca juga: Keunggulan Desa Wisata Belitar Seberang yang Dipuji-puji Sandiaga Uno

"Desa wisata kami yakini bisa menciptakan lapangan kerja dan kami harapkan muda-mudi desa ini tetap tinggal di desa, berkarya, dan membangun desa. Oleh karena itu kami harus berikan banyak potensi dan kesempatan baru bagi generasi muda untuk tetap berkarya di desa, dan mengembangkan desa," terang dia.

Di samping itu, Angela bilang, yang jadi tantangan membuat desa sebagai pemasok rantai pariwisata adalah konsistensi, kualitas, dan kuantitas. Artinya, pengelola desa wisata harus memiliki kemampuan mempertahankan kualitas yang telah dibangun dan mampu memenuhi kebutuhan pelaku industri hotel ataupun restoran.

"Bagimana di kelembagaannya itu kami bisa pastikan ada standar tertentu yang bisa terjaga. Jadi memang butuh penyalur, perlu ada suatu konsep yang bisa memastikan kualitas dan kuantitasnya terjaga," tandas dia.

Baca juga: Komunitas Desa Wisata Bisa Tambah Penghasilan lewat Aplikasi PanduDesa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com