Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas Beberkan Target Pembangunan Jokowi yang Terancam Tak Tercapai

Kompas.com - 06/06/2023, 10:43 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) atau Bappenas membeberkan, berbagai target pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 berpotensi tidak tercapai hingga tahun depan.

"Tahun 2024 adalah tahun terakhir dari RPJMN kita dari 2019-2024," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/6/2023)/

Dari indikator kesehatan, Suharso mengungkapkan, terdapat 10 indikator RPJMN berisiko tidak tercapai hingga tahun terakhirnya, yakni 2024.

"Ada 10 indikator (kesehatan) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional berisiko tidak tercapai di 2024," katanya.

Baca juga: Kepala Bappenas: Pendapatan RI Bakal Disalip Vietnam

Target yang pertama ialah imunisasi dasar lengkap bayi. Dalam RPJMN, imunisasi dasar lengkap ditargetkan dapat mencapai 90 persen. Namun, sampai dengan 2022 realisasinya baru mencapai 63,17 persen.

Kemudian, stunting balita ditargetkan dapat turun, hingga hanya mencapai 14 persen. Akan tetapi, sampai dengan akhir tahun lalu prevalensi stunting masih mencapai 21,6 persen.

Lalu, tingkat wasting balita atau penurunan berat badan balita ditarget dapat mencapai 7 persen, namun realisasinya baru mencapai 7,7 persen. Target kesehatan keempat, insidensi tuberkulosis ditarget turun ke 297 jiwa per 100.000 penduduk, akan tetapi realisasinya mencapai 354 jiwa per 100.000 penduduk.

Lalu, eliminasi malaria ditarget dapat turun mencapai 297 jiwa per kabupaten atau kota, sementara realisasi masih mencapai 372 jiwa per kabupaten atau kota. Target ketujuh yang diyakini sulit untuk terealisasi ialah eliminasi kusta, yang sampai saat ini masih mencapia 514 jiwa per kabupaten atau kota, padahal targetnya mencapai 403 jiwa saja.

Kedelapan, tingkat merokok pada anak yang ditargetkan turun menjadi 8,7 persen, sayangnya realisasinya masih mencapia 9,10 persen. Selanjutnya, obesitas penduduk dewasa realisasinya juga masih mencapai 21,8 persen.

Dua target terakhir bahkan masih sangat jauh dari target yang sudah ditentukan, yakni fasilitas kesehatan tingkat pertama terakreditasi yang ditargetkan mencapai 100 persen namun realisasi masih 56,4 persen dan puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar yang ditarget mencapai 83 persen, akan tetapi realisaisnya juga baru mencapai 56,07 persen.

Baca juga: Disebut Luhut Umbar Janji Surga, Bappenas: Kami Pakai Bahasa Teknokratik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Pertamax Cs Naik Dinilai Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Harga Pertamax Cs Naik Dinilai Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Whats New
Meski Diresmikan Hari Ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru Beroperasi Besok di 3 Stasiun

Meski Diresmikan Hari Ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru Beroperasi Besok di 3 Stasiun

Whats New
UMKM Masih Terkendala Akses KUR, Ombudsman Usulkan 5 Hal Ini

UMKM Masih Terkendala Akses KUR, Ombudsman Usulkan 5 Hal Ini

Whats New
Dukung Bursa Karbon RI, Ini Langkah Anak Usaha Pertamina Kurangi Emisi

Dukung Bursa Karbon RI, Ini Langkah Anak Usaha Pertamina Kurangi Emisi

Whats New
Cara Daftar Paylater BCA

Cara Daftar Paylater BCA

Whats New
Harga Gabah Naik, Daya Beli Petani Menguat

Harga Gabah Naik, Daya Beli Petani Menguat

Whats New
Ingin Ekspansi ke Luar Negeri, Pelaku Bisnis Butuh Solusi Otomasi Pendapatan dan Keuangan

Ingin Ekspansi ke Luar Negeri, Pelaku Bisnis Butuh Solusi Otomasi Pendapatan dan Keuangan

Whats New
Ini Alasan Media Sosial Harus Dipisah dengan E-commerce

Ini Alasan Media Sosial Harus Dipisah dengan E-commerce

Whats New
Bank Dunia Beberkan 3 Faktor yang Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Bank Dunia Beberkan 3 Faktor yang Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Era Ekonomi Digital, Startup di RI Butuh Pemodal Ventura Korporasi

Era Ekonomi Digital, Startup di RI Butuh Pemodal Ventura Korporasi

Whats New
Komitmen PT Axia Prima Sejahtera, Berikan Solusi Terbaik untuk Industri Sistem Pengamanan

Komitmen PT Axia Prima Sejahtera, Berikan Solusi Terbaik untuk Industri Sistem Pengamanan

Rilis
Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 53,5 Triliun hingga Awal Oktober 2023

Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 53,5 Triliun hingga Awal Oktober 2023

Whats New
Mengenal Perbedaan Simbol Copyright, Trademark, dan Registered pada Produk dan Jasa

Mengenal Perbedaan Simbol Copyright, Trademark, dan Registered pada Produk dan Jasa

Whats New
Bahlil Sebut Banyak Pihak yang Ragukan Investasi China Rp 175 Triliun di Pulau Rempang

Bahlil Sebut Banyak Pihak yang Ragukan Investasi China Rp 175 Triliun di Pulau Rempang

Whats New
Harga Pertamax dkk Naik Ikut Mekanisme Pasar

Harga Pertamax dkk Naik Ikut Mekanisme Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com