JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) atau Bappenas membeberkan, berbagai target pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 berpotensi tidak tercapai hingga tahun depan.
"Tahun 2024 adalah tahun terakhir dari RPJMN kita dari 2019-2024," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/6/2023)/
Dari indikator kesehatan, Suharso mengungkapkan, terdapat 10 indikator RPJMN berisiko tidak tercapai hingga tahun terakhirnya, yakni 2024.
"Ada 10 indikator (kesehatan) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional berisiko tidak tercapai di 2024," katanya.
Baca juga: Kepala Bappenas: Pendapatan RI Bakal Disalip Vietnam
Target yang pertama ialah imunisasi dasar lengkap bayi. Dalam RPJMN, imunisasi dasar lengkap ditargetkan dapat mencapai 90 persen. Namun, sampai dengan 2022 realisasinya baru mencapai 63,17 persen.
Kemudian, stunting balita ditargetkan dapat turun, hingga hanya mencapai 14 persen. Akan tetapi, sampai dengan akhir tahun lalu prevalensi stunting masih mencapai 21,6 persen.
Lalu, tingkat wasting balita atau penurunan berat badan balita ditarget dapat mencapai 7 persen, namun realisasinya baru mencapai 7,7 persen. Target kesehatan keempat, insidensi tuberkulosis ditarget turun ke 297 jiwa per 100.000 penduduk, akan tetapi realisasinya mencapai 354 jiwa per 100.000 penduduk.
Lalu, eliminasi malaria ditarget dapat turun mencapai 297 jiwa per kabupaten atau kota, sementara realisasi masih mencapai 372 jiwa per kabupaten atau kota. Target ketujuh yang diyakini sulit untuk terealisasi ialah eliminasi kusta, yang sampai saat ini masih mencapia 514 jiwa per kabupaten atau kota, padahal targetnya mencapai 403 jiwa saja.
Kedelapan, tingkat merokok pada anak yang ditargetkan turun menjadi 8,7 persen, sayangnya realisasinya masih mencapia 9,10 persen. Selanjutnya, obesitas penduduk dewasa realisasinya juga masih mencapai 21,8 persen.
Dua target terakhir bahkan masih sangat jauh dari target yang sudah ditentukan, yakni fasilitas kesehatan tingkat pertama terakreditasi yang ditargetkan mencapai 100 persen namun realisasi masih 56,4 persen dan puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar yang ditarget mencapai 83 persen, akan tetapi realisaisnya juga baru mencapai 56,07 persen.
Baca juga: Disebut Luhut Umbar Janji Surga, Bappenas: Kami Pakai Bahasa Teknokratik
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.