Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awali Pekan, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

Kompas.com - 12/06/2023, 09:31 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (12/6/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.13 WIB, IHSG berada pada level 6.685,86 atau turun 8,1 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.694,02.

Sebanyak 235 saham melaju di zona hijau dan 164 saham di zona merah. Sedangkan 227 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 809,5 miliar dengan volume 2,6 milar saham.

Baca juga: Proyeksi IHSG Awal Pekan, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Bursa Asia pagi ini mixed dengan penurunan Hang Seng Hongkong 0,49 persen pada level 19.294,22, dan Shanghai Komposit di level 3.224,91 atau melemah 0,2 persen (6,5 poin). Sementara itu, Nikkei menguat 225,3 poin atau 0,7 persen menjadi 32,490,5, dan Strait Times pada level 3.195,81 atau naik 0,28 persen (8,84 poin).

Sebelumnya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG pada hari ini masih berusaha menunjukkan kekuatannya untuk menembus resisten level terdekat, saat ini rentang konsolidasi sudah berada pada kondisi yang lebih baik.

“Sentimen positif yang membayangi IHSG adalah capital inflow yang tercatat secara ytd, serta kuatnya fundamental perekonomian Indonesia. Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak menguat terbatas,” kata William Surya Wijaya dalam analisisnya.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah pada awal perdagangan di pasar spot. Melansir data Bloomberg, pukul 09.07 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.894 per dollar AS, atau melemah 54 poin (0,36 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.840 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah masih konsolidasi cenderung melemah seiring dengan penantian data-data penting pekan ini, seperti inflasi hingga kebijakan suku bunga oleh The Fed.

“Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam fase konsolidasi di kisaran yang sama seperti pekan lalu, karena pasar menantikan data dan event penting pekan ini yaitu data inflasi konsumen AS dan pengumuman kebijakan suku bunga acuan AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, pasar biasanya berhati-hati menjelang event penting ini sehingga rupiah berpotensi berbalik melemah terhadap dollar AS, tapi masih di kisaran perdagangan yang sama dengan pekan lalu. Perkembangan baru dari data ini akan mempengaruhi persepsi pasar terhadap kelanjutan kebijakan moneter AS ke depan.

“Penurunan data cadangan devisa Indonesia juga bisa menjadi indikator bahwa demand dollar lebih tinggi dari suplai di dalam negeri sehingga ini bisa memicu penguatan dollar AS terhadap rupiah. Rupiah berpotensi bergerak melemah ke arah Rp 14.900 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.820 per dollar AS,” lanjut Ariston.

Baca juga: Daftar Saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com