Sebagai informasi, Project S TikTok dicurigai menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang laris-manis di suatu negara, kemudian diproduksi, dipasarkan, dan dikirim dari China.
Kecurigaan tentang Project S TikTok pertama kali mencuat di Inggris seiring munculnya fitur Trendy Beat. Fitur ini menjual produk-produk populer yang dijual oleh perusahaan yang terafiliasi dengan TikTok.
Menurut laporan Financial Times, penjual produk-produk pada fitur Trendy Beat adalah Seitu, berdasarkan tautan yang dipasang pada fitur itu.
Seitu yang terdaftar di Singapura terhubung dengan If Yooou, yakni bisnis ritel milik ByteDance. Adapun ByteDance sendiri merupakan induk TikTok yang berbasis di Beijing, China.
Saat ini, pada layanan TikTok di Indonesia memang tidak menyediakan fitur Trendy Beat. Namun tidak ada salahnya pemerintah mengantisipasi ekspansi bisnis Tiktok tersebut yang berpotensi diterapkan ke negara lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya