Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah "Food Estate" Gagal, Moeldoko: Perlu Perlakuan Khusus

Kompas.com - 12/07/2023, 20:12 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah program Food Estate gagal.

"Persoalan (Food Estate) gagal tidak bisa langsung di-judgement dalam tempo yang dekat ya," kata Moeldoko di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Moeldoko mengatakan, program tersebut digarap serius oleh pemerintah. Ia mencontohkan, Food Estate di Keerom, Papua sudah dalam proses penanaman jagung. Namun, ia mengakui, hasil penanaman jagung tersebut belum maksimal.

"Hasilnya baru sekian ton. Nanti pada tanaman kelima saya yakin bisa 9 ton, 11 ton. Jadi jangan langsung dibilang gagal. Apalagi Food Estate perlu treatment khusus," ujarnya.

Baca juga: Kick Off Food Estate di Papua, Jokowi Minta Pemerintah Beri Kepastian Harga Jual ke Petani

Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan, perbaikan Food Estate tersebut dilakukan dari manajemen air agar bibit yang ditanam tumbuh dengan baik sampai panen.

"Jadi belum bisa dikatakan gagal tapi perlu waktu untuk buktikan pada akhirnya akan hasilkan sesuatu," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Komisi IV DPR RI menyoroti program food estate Kementerian Pertanian.

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menilai proyek ini gagal bahkan disebut-sebut ditemukan banyak data palsu.

"Kami Komisi IV sudah menyiapkan Panja (Panitia Kerja) Food Estate. Bahkan beberapa teman-teman mengusulkan dibikin Pansus (Panitia Khusus) karena disitu banyak data yang palsu," kata Sudin dalam Rapat kerja Komisi IV DPR RI Dengan Kementerian Pertanian pada 16 Januari lalu.

Pada 2022 lalu, kritik serupa juga sudah disampaikan Komisi VI DPR. Saat itu, DPR menyebutkan bahwa program food estate tak kunjung mengeluarkan hasil.

Terlebih, Komisi IV DPR mendapatkan laporan bahwa ada mesin-mesin alat pertanian yang mangkrak dan tidak digunakan.

Baca juga: Food Estate Humbahas Dinilai Belum Optimal, Kementan: Bukan Lahan Tidak Subur, Tapi Butuh Perlakuan Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com