Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lanjutkan Transformasi, SPTP Terapkan TOS Nusantara di Terminal Peti Kemas Ambon

Kompas.com - 18/08/2023, 17:07 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Menurutnya, sistem baru yang digunakan saat ini memberikan informasi yang lebih rinci.

Vence mencontohkan, jika pada sistem sebelumnya antara peti kemas berpendingin (reefer container) dan peti kemas biasa (dry container) masih dicatat sama, maka di sistem baru kedua jenis peti kemas tersebut sudah dibedakan. Termasuk juga informasi mengenai jumlah tagihan (bill payment) yang dibayarkan juga lebih terperinci.

Ia berharap pengoperasian TOS Nusantara di TPK Ambon dapat mendukung operasional terminal menjadi lebih baik lagi.

Membawa perubahan

Lebih lanjut, Vence mengungkapkan bahwa pengoperasian TPK Ambon oleh SPTP membawa sejumlah perubahan.

Menurut catatan, Vence mengatakan, rata-rata produktivitas bongkar muat sebanyak 30 boks per jam dengan rata-rata jumlah bongkar muat sebanyak 500 boks peti kemas per kapal.

“Waktu tambat (port stay) kami rata-rata sekitar 20 jam per kapal. Kami setiap bulan ada 4-5 kunjungan kapal di TPK Ambon,” kata Vence.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Branch Manager PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang Ambon, Erlon Wattimena.

Erlon Wattimen menyatakan, pengoperasian TOS Nusantara diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional di TPK Ambon menjadi lebih baik lagi.

Baca juga: Tingkatkan Layanan Kepelabuhan, SPMT Resmi Operasikan 8 Terminal Pelindo

Namun karena sistem masih baru, kata dia, pihaknya membutuhkan tim yang sedia setiap saat untuk membantu kendala yang dihadapi oleh perusahaan pelayaran maupun pihak ekspedisi.

“Utamanya berkaitan dengan kendala jaringan ataupun server, proses migrasi data dapat berlangsung dengan baik, agar kegiatan operasional terminal tidak terkendala,” terang Erlon.

Lebih lanjut, Erlon mengaku bahwa pihaknya puas dengan layanan yang diberikan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas di TPK Ambon.

Pasalnya, kata dia, sejak pengoperasian TPK Ambon oleh SPTP pada 2022, komunikasi menjadi lebih mudah. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pengguna jasa segera ditindaklanjuti dan memperoleh solusi.

Dari sisi operasional, Erlon menyebut target yang ditetapkan berhasil dipenuhi oleh TPK Ambon.

Waktu tambat kapal (port stay) misalnya, pada 2022 lalu target rata-rata sebanyak 34 jam dapat dicapai dalam waktu 25.45 jam. Dari sisi produktivitas target yang ditetapkan di tahun 2022 sebanyak 14 boks per jam dapat dicapai sebanyak 23.7 boks per jam.

Baca juga: Akan Terima Serah Operasi 5 Terminal Peti Kemas, Pelindo Peti Kemas Perluas Wilayah Operasional

“Target rata-rata di tahun 2023 ini untuk produktivitas sebanyak 18 boks per jam. Saat ini dapat terpenuhi sebanyak 20.06 boks per jam. Hal ini dikarenakan kami juga masih menggunakan derek kapal (ship crane) untuk bongkar muat," kata Erlon.

"Jika sepenuhnya dilakukan dengan derek dermaga (quay container crane) produktivitas rata-rata berkisar 30-40 boks per jam. Pernah kami mencapai produktivitas 50 boks per jam,” terang Erlon..

PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat arus peti kemas di TPK Ambon periode Januari-Juli 2023 sebanyak 58.279 TEUs. Sementara itu, pada periode Januari-Desember 2022 tercatat sebanyak 108.999 TEUs.

Perusahaan pelayaran SPIL sendiri menguasai hampir separuh market share peti kemas di TPK Ambon dengan rata-rata 10-12 kunjungan kapal per bulan, dengan rata-rata bongkar muat peti kemas sebanyak 400 boks per kapal.

Selama tahun 2022, SPIL mencatat bongkar muat peti kemas di TPK Ambon sebanyak 52.613 TEUs. Periode Januari-Juli 2023 tercatat sebanyak 27.731 TEUs.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com