Sementara itu, terdapat beberapa diskusi utama yang mengemuka terkait bank sentral. Pertama, pentingnya mengoptimalkan bauran kebijakan makroekonomi.
Perry menggarisbawahi, bahwa selain macroeconomic policy mix, penting pula untuk memperhatikan pertumbuhan jangka panjang sejalan dengan pesatnya perkembangan digital, reformasi struktural, perluasan intra-trade ASEAN dan upaya untuk mendorong green economy and finance.
Kedua, Kerangka Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN telah menyetujui High Level Principal mengenai Kerangka Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN.
Ketiga, perluasan konektivitas pembayaran regional (RPC) di kawasan ASEAN. Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang memajukan RPC dan mempromosikan LCT pada KTT ASEAN Mei 2023 akan membantu memfasilitasi pembayaran lintas negara yang lancar dan aman.
Dalam konteks ini para anggota telah menyepakati Peta Jalan RPC yang menguraikan jangka waktu anggota ASEAN bergabung dengan RPC.
Diskusi keempat, penguatan inklusi dan literasi keuangan digital. ASEAN telah menyelesaikan pedoman implementasi untuk memperkuat literasi keuangan digital di ASEAN, yang bertujuan memberikan panduan yang berorientasi pada tindakan bagi para pembuat kebijakan di ASEAN.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Ada Kesenjangan Pendanaan Persiapan Pandemi Antarnegara ASEAN
Untuk mendukung pencapaian dari pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan di kawasan ASEAN, pertemuan ini juga mendiskusikan upaya ASEAN dalam meningkatkan pembiayaan infrastruktur kawasan dengan memposisikan ulang ASEAN Infrastructure Fund (AIF) sebagai dana hijau ASEAN untuk mendorong insfrastruktur berkelanjutan di kawasan.
Terkait hal ini, para negara anggota sepakat untuk menyeleraskan pembiayaan AIF dengan taksonomi ASEAN untuk keuangan berkelanjutan, memperkuat proses bisnis AIF, serta melakukan kajian lanjutan untuk memformulasikan kontribusi rekapitalisasi AIF dan optimalisasi modal AIF yang ada.
"Taksonomi ini merupakan taksonomi pertama di dunia yang mengklasifikasikan transisi energi sebagai klasifikasi hijau baru dan merupakan instrumen penting untuk menarik investasi swasta guna mendukung transisi di kawasan. Oleh karena itu, AFMGM menggarisbawahi pentingnya interoperabilitas Taksonomi ASEAN dengan taksonomi internasional lainnya," kata Sri Mulyani.
Baca juga: BI Jamin Konflik Myanmar Tak Ganggu Konektivitas Pembayaran ASEAN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.