Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

WEO Juli 2023: Pemulihan dengan Risiko Global Inflasi

Kompas.com - 28/08/2023, 08:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIAP kuartalan, International Monetary Fund (IMF) menerbitkan World Economic Outlook (WEO) mengenai kondisi dan proyeksi ekonomi dunia.

WEO Juli 2023, menyimpulkan bahwa pertumbuhan global diproyeksikan turun dari 3,5 persen pada 2022 menjadi sekitar 3 persen pada 2023 dan kurang lebih sama pada 2024.

Perkiraan dunia 2023 pada Juli sedikit lebih tinggi dari perkiraan WEO April 2023. Meski demokian, berdasarkan data historis, pertumbuhan tersebut masih lemah.

Kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral untuk melawan inflasi terus membebani aktivitas perekonomian.

Inflasi umum global diperkirakan akan turun dari 8,7 persen tahun 2022 menjadi 6,8 persen tahun 2023 dan perkiraan 5,2 persen tahun 2024.

Inflasi inti diperkirakan akan menurun secara bertahap dan perkiraan inflasi pada 2024 telah direvisi naik.

Ada dua faktor penting yang mendinginkan ekonomi global. Pertama, resolusi mengenai kebuntuan plafon utang AS pada awal tahun ini. Kedua, tindakan tegas pihak berwenang untuk menahan gejolak di perbankan AS dan Swiss.

Kedua faktor ini telah mengurangi risiko langsung gejolak sektor keuangan. Hal ini juga mengurangi risiko-risiko global yang berdampak negatif pada prospek.

Secara umum dinyatakan bahwa risiko terhadap pertumbuhan global masih cenderung mengarah ke sisi negatifnya. Inflasi masih tetap tinggi, bahkan meningkat jika terjadi guncangan lebih lanjut.

Termasuk belum ada tanda-tanda penyelesaian perang di Ukraina dan terkait cuaca ekstrem. Keduanya akan memicu kebijakan moneter yang lebih ketat.

Gejolak di sektor keuangan dapat berlanjut seiring dengan penyesuaian pasar terhadap pengetatan kebijakan lebih lanjut oleh bank sentral.

Pemulihan Tiongkok masih lambat, sebagian disebabkan permasalahan sektor perumahan yang belum terselesaikan dan dampak negatif lintas batas negara.

Kesulitan keuangan pascapandemi Covid-19 negara-negara berkembang masih belum tuntas yang dapat menyebar ke kelompok negara lebih luas.

Sisi positifnya, dengan berbagai kebijakan dunia, inflasi dapat turun lebih cepat dari perkiraan, sehingga mengurangi perlunya kebijakan moneter yang ketat, dan permintaan dalam negeri akan kembali pulih.

Di sebagian besar perekonomian, prioritasnya tetap menurunkan inflasi jangka panjang dan memastikan tercapainya stabilitas keuangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Whats New
Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Spend Smart
Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Whats New
10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

Whats New
Mau Liburan Akhir Tahun? Simak Dulu Tips Libur 'Anti Boncos' Ini

Mau Liburan Akhir Tahun? Simak Dulu Tips Libur "Anti Boncos" Ini

Spend Smart
Gen Z dan Milenial, Yuk Manfaatkan Bonus Akhir Tahun untuk Investasi

Gen Z dan Milenial, Yuk Manfaatkan Bonus Akhir Tahun untuk Investasi

Spend Smart
Kementerian ESDM Apresiasi GKP untuk Upaya Pemberdayaan Ekonomi Ibu-ibu di Konawe

Kementerian ESDM Apresiasi GKP untuk Upaya Pemberdayaan Ekonomi Ibu-ibu di Konawe

Whats New
Faktor Apa yang Menyebabkan Pendapatan Per Kapita Penduduk Brunai Tinggi?

Faktor Apa yang Menyebabkan Pendapatan Per Kapita Penduduk Brunai Tinggi?

Whats New
Kemenparekraf Soroti Ancaman PHK Industri Kreatif Jika Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Disahkan

Kemenparekraf Soroti Ancaman PHK Industri Kreatif Jika Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Disahkan

Whats New
Awal Desember, Aliran Modal Asing Terus Mengalir ke Pasar Keuangan RI

Awal Desember, Aliran Modal Asing Terus Mengalir ke Pasar Keuangan RI

Whats New
RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

Rilis
Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Whats New
KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

Whats New
Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Whats New
Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com