Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Perawat di Pelosok Seruyan, Terabas Hutan dan Sungai demi Hampiri Pasien

Kompas.com - 28/08/2023, 14:38 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

SERUYAN, KOMPAS.com – Mustaan dikejutkan dengan suara ketukan pintu rumah berulang kali selepas maghrib.

Diintipnya ke luar lewat jendela, seorang laki-laki tampak gelisah berdiri tepat di depan pintu.

Setelah berbincang sesaat dengan orang itu, perawat Mustaan langsung mengambil tasnya dan buru-buru pergi.

Baca juga: Cara Daftar BPJS Kesehatan Online via Mobile JKN dan WhatsApp

Menembus angin sore dan menerjang aliran Sungai Seruyan dengan perahu kecil penuh risiko, ia ingin lekas sampai di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Tumbang Kasai pada 9 Juli itu.

Tak dipilihnya jalur darat dengan menyusuri jalan tanah minim penerangan karena bisa memakan waktu tiga kali lebih lama.

Di tempat tujuan, sudah ada Bonot (75) yang menunggu.

Setelah lebih kurang 25 menit, Mustaan akhirnya bisa memberikan pertolongan pertama kepada warga yang mengeluh sesak napas pada Minggu itu.

“Karena Pak Bonot ini ternyata sudah lemas, saya putuskan pasang infus dan menemaninya semalaman di Pustu,” ucapnya saat bercerita kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Rumah Mustaan berada di Desa Tumbang Darap, Kecamatan Seruyan Hulu, Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng). Itu tak jauh dari Pustu Tumbang Darap yang menjadi tempat tugasnya sesuai SK.

Karena di Pustu Tumbang Kasai belum lagi tersedia tenaga kesehatan, dia akhirnya bersedia “lari” ke sana.

Nyatanya, Mustaan total punya empat Pustu tambahan yang mesti ikut dibina selama ini karena alasan serupa: kekosongan tenaga medis.

Jarak menuju Pustu Tumbang Setawai, Pustu Tumbang Sepan, dan Pustu Tumbang Bahan malah lebih jauh lagi dari rumahnya. Misalnya, ke Pustu Tumbang Bahan, meski sudah lewat sungai, dia butuh waktu 45 menit untuk sampai.

Dia pun rela rutin berkunjung ke Pustu-pustu tersebut setiap bulannya. Pada tanggal 3 ke Pustu Tumbang Kasai, tanggal 10 ke Tumbang Setawai, tanggal 12 ke Tumbang Sepan, dan tanggal 20 ke Tumbang Bahan.

“Di luar tanggal itu, saya biasanya datang ke sana karena dijemput. Enggak masalah, kadang-kadang bahkan ada yang datang ke rumah tengah malam. Ketika saya hampiri, pasien juga tak melulu sudah berada di Pustu. Lebih sering saya malah mendatangi rumah warga,” jelas Mustaan.

Dia menyebut di daerahnya masih susah sinyal sehingga warga belum bisa leluasa melakukan panggilan telepon secara regular maupun lewat aplikasi online.

Baca juga: Manfaat Aplikasi i-Care JKN yang Diluncurkan BPJS Kesehatan

Pelayanan optimal ke semua

Bagi bapak dua anak ini, menjadi tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil memang punya tantangan sendiri.

Sempat agak kesulitan di awal penempatan tugas, Mustaan kini memutuskan berdamai dengan alam.

Menerabas perkebunan atau hutan malam hari, menapaki jalan terjal berliku, dan seringkali harus menyusuri aliran sungai yang terkadang deras, seakan telah menjadi SOP kerjanya.

Mustaan pun memastikan pelayanan kesehatan secara optimal selalu dia upayakan dapat diberikan kepada siapa saja warga tanpa terkecuali.

Dia ogah membedakan mana pasien umum dan mana pasien peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Siapa pun, kalau warga membutuhkan, sebisa mungkin saya akan membantu. Pak Bonot ini juga terdaftar JKN. Jasa medis, bahan dan alat habis pakai, semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jadi, pak Bonot tak perlu bayar berobat sama sekali,” ungkapnya.

Mustaan menegaskan, praktik tebang pilih dalam memberikan pelayanan terhadap pasien hanya akan membawa kerugian, termasuk ke fasilitas kesehatan (faskes) karena bisa kehilangan kepercayaan dari masyarakat.

Lagi pula, hampir semua warga di lima desa yang dia bina sekarang telah menjadi peserta JKN.

Ada banyak penduduk kurang mampu yang sudah didaftarkan secara bertahap oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan menjadi peserta JKN segmen penerima bantuan iuran (PBI).

Baca juga: BPJS Watch Harap Biaya Sakit Covid-19 Masih Ditanggung JKN

Dia pun mengaku tak masalah jumlah warga yang datang berobat ke Pustu semakin ke sini kian banyak. Mustaan justru menyambut hal tersebut.

Sebab, kondisi itu bisa menjadi pertanda baik bahwa ada kian banyak warga yang merasa dimudahkan dalam memastikan kesehatan mereka.

“Saya yakin banyak dari teman-teman tenaga kesehatan lain di Seruyan juga memiliki pemikiran sama,” ucapnya yang sehari-hari bertugas di Pustu Tumbang Darap bersama dua bidan.

Dia sendiri mengaku selama ini sering memberitahukan kepada warga atau keluarga pasien tentang keuntungan mengikuti program JKN. Jika sewaktu-satu sakit, warga utamanya jadi tak perlu mencemaskan biaya pengobatan.

Beruntungnya warga

Sementara itu, Bonot merasa sangat terbantu dengan perhatian Pemkab Seruyan yang telah mendaftarkan dirinya beserta seluruh anggota keluarganya sebagai peserta JKN.

Dengan ini, dia jadi bisa mengakses layanan kesehatan sewaktu-sewaktu tanpa perlu khawatir keluar biaya.

Ketika menjalani opname di RSUD Melawi di Kalimantan Barat (Kalbar) pada Juni lalu, Bonot juga sama sekali tak diminta untuk membayar pengobatan. Dalam pemeriksaan medis kala itu, dia didiagnosis mengidap penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Tak ketinggalan, Bonot juga bersyukur dengan kehadiran perawat Mustaan yang selama ini siap memberikan pelayanan prima kepada setiap warga hingga ke luar desa.

Kendati begitu, dia tetap berharap nantinya ada petugas medis yang bisa setiap hari berada di Pustu Tumbang Kasai untuk lebih memudahkan warga dalam mengakses layanan kesehatan.

“Sungguh beruntung ada Perawat Mustaan yang selama ini menjaga kami. Tapi, kami terkadang benar-benar merasa tak enak hati ketika membutuhkan pertolongan beliau. Sebab, di Tumbang Darap saja, pasien beliau sudah banyak," ucapnya.

Warga di Tumbang Darap, Dwiningsih Afriati (30), mengatakan kehadiran para tenaga kesehatan di Pustu membuat progam JKN yang diikuti warga menjadi lebih bermakna. Bagaimana tidak, untuk periksa ke Puskesmas Induk Tumbang Manjul, warga butuh waktu sekitar 3 jam perjalanan.

“Kami beruntung di desa telah tersedia fasilitas kesehatan yang sangat mengakomodasi para peserta BPJS Kesehatan,” ungkapnya.

Baca juga: Simak, Ini Cara Pindah Faskes BPJS Lewat Aplikasi JKN

Cakupan kepesertaan tinggi

Terpisah, Kepala Kantor BPJS Kesehatan Cabang Sampit, Iwan Kurnia, melihat pelayanan optimal yang diberikan oleh para tenaga kesehatan di Seruyan, seperti yang ditunjukan perawat Mustaan telah ikut mendorong cakupan tinggi kepesertaan JKN di Bumi Gawi Hantantiring.

Ketika setiap pasien diperlakukan dengan hormat dan setara, dia yakin, para warga akan lebih antusias dalam mengakses program JKN yang menawarkan manfaat besar.

Tercatat, kepesertaan JKN di Seruyan sudah mencapai 99 persen lebih dari jumlah penduduk 146.626 jiwa. Atas prestasi itu, Pemkab Seruyan pada tahun ini ikut diganjar penghargaan Universal Health Coverage (UHC) Award 2023 dari BPJS Kesehatan.

Iwan menjelaskan beberapa faktor lain yang membuat cakupan kepesertaan JKN di Seruyan bisa tinggi dan patut dicontoh oleh daerah lain. Ini termasuk, inisiatif Pemkab dalam menyelenggaraan program Seruyan Sehat.

Searah dengan program itu, setiap masyarakat Seruyan yang tidak memiliki JKN dan bersedia di kelas perawatan kelas III, dapat langsung didaftarkan menjadi peserta JKN melalui Dinkes.

“Di Seruyan juga telah terwujud kolaborasi apik lintas sektoral dalam optimalisasi kepesertaan JKN melalui percepatan pemenuhan kuota PBI JK, dengan melakukan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosail (DTKS) di seluruh desa,” jelas dia.

Iwan memastikan selama ini BPJS Kesehatan juga tak gentar dalam melakukan sosialisasi program JKN kepada warga Seruyan di tengah-tengah tantangan geografis.

Menurut dia, di Seruyan, memang masih ada banyak desa yang sulit dijangkau akses transportasi. Beberapa di antaranya bahkan belum tersedia pula jaringan komunikasi data.

“Kami tetap mencoba mendatangi puskesmas-puskemas. Kami rutin melakukan pemberian informasi program JKN secara langsung kepada kepala desa, perangkat desa, ketua RT/RW yang selanjutnya diharapkan dapat disampaikan kepada warga,” terang Iwan.

Saat disingung terkait persoalan beberapa Pustu di Seruyan Hulu tak tersedia tenaga kesehatan, dia berkomitmen akan berkoordinasi dengan Pemkab Seruyan untuk menemukan solusinya.

Baca juga: Libur Lebaran, Peserta JKN Tetap Bisa Akes Pelayanan BPJS Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com