Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Presiden Selanjutnya Jangan Hentikan Hilirisasi

Kompas.com - 31/08/2023, 15:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan program hirilisasi tidak boleh berhenti meski masa jabatannya telah berakhir. Ia mengatakan bakal berpesan pada presiden selanjutnya untuk melanjutkan hilirisasi.

Jokowi mengatakan meski ada tekanan dari Uni Eropa, Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), hingga Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), namun hilirisasi harus tetap berjalan.

"Meski ditekan oleh Uni Eropa, WTO, IMF, jangan mundur, jangan berhenti, dan nanti akan saya pesan juga pada presiden berikutnya yang akan datang. Jangan sampai menghentikan hilirisasi, rugi besar kita," ujarnya saat membuka Rapat Kerja Nasional HIPMI ke-XVIII di ICE BSD, Tangerang, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Jokowi Ingin KUR Tanpa Jaminan Gunakan Sistem Kredit Skoring

Ia menuturkan, Indonesia sudah ratusan tahun menjadi negara pengekspor bahan mentah, bahkan sejak zaman penjajahan melalui persekutuan dagang asal Belanda, Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Padahal dengan mengekspor barang mentah, Indonesia kehilangan nilai tambah yang bisa didapat jika barang mentah itu melalui tahapan pengolahan. Oleh sebab itu, Jokowi tegas untuk terus mendorong hilirisasi.

"Melalui industrialisasi dan hilirisasi di dalam negeri maka ada kesempatan kerja yang terbuka, nilai tambah kita dapatkan, sehingga negara juga akan dapat penerimaan yang otomatis akan naikm" papar Jokowi.

Baca juga: LRT Jabodebek Sempat Gangguan, Jokowi: Jangan Bully Produk Kita Sendiri

Ia menjelaskan, hilirisasi ini tidak hanya bisa dilakukan di sektor tambang seperti nikel dan tembaga, tetapi juga bisa dilakukan oleh pelaku UMKM. Salah satunya dengan mengolah biji kopi lalu dikemas dengan kemasan yang menarik.

Menurutnya, kemasan yang menarik pada suatu produk dapat menciptakan nilai tambah yang bisa meningkatkan nilai jual produk tersebut.

"Sekali lagi saya sampaikan hilirisasi itu bukan hanya untuk yang besar-besar. Bukan urusan nikel saja, bukan urusan tambang tembaga yang gede-gede, enggak. Yang UKM pun kita harus industrialisasikan, harus hilirisasikan semua produk yang masih mentah," kata dia.

Baca juga: Soal Hilirisasi, Jokowi: Kita Ini Ekspor Bahan Mentah sejak VOC...

Begitu pula dengan komoditas rumput laut yang selama ini Indonesia menjadi negara pengekspor rumput laut terbesar kedua di dunia. Ia mengatakan Indonesia mengekspor rumput laut yang masih berupa barang mentah ke negara-negara tetangga seperti Filipina dan Thailand untuk diolah menjadi produk bernilai tambah.

Padahal, kata Jokowi, Indonesia bisa membuat industri baru untuk mengolah bahan mentah rumput laut ini menjadi tepung agar-agar atau karagenan. Selain itu, kelapa sawit juga bisa diindustrialisasikan menjadi sabun, cocoa butter, dan oleo food.

Oleh sebab itu, dia berpesan kepada para pengusaha muda untuk mau mengolah bahan mentah dan memberikan nilai tambah pada produk-produk yang dijual.

"Seperti kopi ini, yang setelah roasting kemudian masuk ke packaging. Ini bagus sekali. Barang-barang seperti kopi ini tak hanya di Banten saja, tapi di seluruh Indonesia. Jadi jangan sekali-kali kita melanjutkan mengekspor dalam bentuk mentahan, jangan. Buat seperti (dalam kemasan), kuasai pasar dalam negeri, begitu kita siap, baru ekspor," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi Minta MIND ID Kuasai 51 Persen Saham Vale

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com