Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi, Indikasi Menggeliatnya Aktivitas Ekonomi

Kompas.com - 01/09/2023, 12:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan ini kota Jakarta menyumbang tingkat polusi yang tinggi. Selain dampak kendaraan bermotor, tingginya aktivitas ekonomi juga menjadi sebab. Jika dibandingkan dengan masa pandemi Covid-19, tentuh hal ini jauh berbeda, lantaran saat itu masyarakat diharuskan tetap tinggal dirumah jika tidak dalam kondisi mendesak untuk bermobilitas.

Guru Besar Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi mengatakan pengguna kendaraan pribadi belum begitu mengerti terhadap dampak negatif yang dihasilkan dari perilakunya. Namun, masih ada hal positif yang bisa dikutip, yakni perputaran ekonomi yang kembali bergeliat.

“Ada negative externalities atau eksternalitas negatif yang merupakan konsekuensi negatif dari aktivitas ekonomi (konsumsi atau produksi) pada pihak ketiga yang tidak terkait,” kata Sudharto kepada media, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: 11 Perusahaan Kena Sanksi Terkait Polusi Udara, Menperin: Kita Sedang Cek dari Manufaktur atau Bukan

Menurtnya, beberapa eksternalitas negatif bisa dihasilkan dari penggunaan kendaraan pribadi dan industri, yaitu polusi udara yang bisa berakibat fatal pada kesehatan. Untuk itu, penting kiranya publik sadar betul terkait negative externalities tersebut.

Dia mencontohkan, negative externalities ada di Provinsi Bali waktu perayaan hari raya Nyepi. Saat Nyepi, masyarakat di Bali dilarang ada yang melakukan aktivitas, apalagi berkendara dengan kendaraan bermotor.

“Saat itu polusi udara di Bali sangat rendah,” kata Sudharto.

Baca juga: Kurangi Polusi, London Tarik Biaya untuk Kendaraan Tua


Menurut dia, Jakarta tidak perlu mengambil langkah ekstrem seperti perayaan Nyepi di Bali dengan tidak beraktivitas. Namun mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dengan beralih ke transportasi umum atau menggunakan kendaraan listrik bisa berkontribusi membirukan langit Jakarta.

“Bisa dilakukan dengan cukup mengurangi penggunaan kendaraan pribadi saja. Itu sudah cukup mengurangi polusi di Jakarta,” tambah dia.

Saat ini, sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan sumber polusi udara di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi 44 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com