Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh indeks dollar AS dan tingkat imbal hasil obligasi AS masih menguat karena data PMI sektor jasa AS bulan Agustus yang dirilis semalam menunjukkan pertumbuhan aktivitas yang lebih bagus dari ekspektasi pasar.
"Dengan sektor jasa yang masih bertumbuh, inflasi di AS bisa sulit turun dan membuka ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama," tutur Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: IHSG Ditutup Naik Tipis, Rupiah Melemah
Menurut dia, rupiah berpotensi melemah hari ini ke arah Rp 15.330 per dollar AS dengan potensi support di kisaran Rp 15.270 per dollar AS.
Di sisi lain, data neraca perdagangan China bulan Agustus bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Ariston bilang, data ini akan memberikan petunjuk mengenai kondisi pelambatan ekonomi China.
Bila terjadi penurunan aktivitas ekspor-impor yang lebih besar dari prediksi, pasar akan berekspektasi ekonomi China dalam kondisi tidak bagus dan bisa mendorong penguatan dollar AS sebagai aset aman.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.